kabatMagelang.com__Borobudur yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Indonesia terus berbenah melakukan penataan dan pengembangan potensi Pariwisata di tengah pandemi Covid-19 ini. Penerapan Protokol CHSE di sektor Pariwisata dipercaya akan membantu mewujudkan pariwisata yang sehat sehingga perekonomian akan kembali normal untuk para pelaku wisata dan masyarakat khususnya di Borobudur.
Dalam
pengembangan potensi pariwisata kawasan Borobudur sekaligus mengakselerasi upaya
pemulihan ekonomi nasional, Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian
dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian
Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan Webinar dengan tema “Wisata Aman di
Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Strategi Promosi Pariwisata Borobudur dalam
mendukung peningkatan Perekonomian Nasional”, Kamis, (9/09/2021) secara daring
melalui aplikasi Zoom.
Kadisparpora
Kabupaten Magelang, Slamet Ahmad Husein, mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten
Magelang menyambut baik Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas dan terus
berupaya memperkuat sinergitas antar pemangku kepentingan terkait dan
kolaborasi untuk mewujudkan pariwisata yang sehat, sehingga ekonomi akan tetap
bergulir khususnya bagi masyarakat sekitar Borobudur.
“Smart City
mendorong inovasi melalui pariwisata, bisnis, dan wajah kota, kemudian Smart
Economy diarahkan untuk mendorong sistem perekonomian yang mampu menghadapi
kondisi yang destruktif seperti masa pandemi sekarang ini”, kata Husein.
Sementara
Septriana, Keynote Speech, menyampaikan empat arahan tentang New Normal pada
sektor pariwisata. Pertama mengenai perubahan tentang tren pariwisata di dunia.
Kedua, protokol new normal di sektor pariwisata harus dapat menjawab isu utama
yakni keselamatan dan kesehatan. Ketiga, standar baru yang akan menjadi sebuah
kultur baru, kebiasaan baru di sektor pariwisata dan keempat adalah strategi
khusus terutama dengan dilaksanakannya vaksinasi demi mencapai herd immunity di
Indonesia.
“Yang
terpenting adalah mengembalikan kembali hasrat penduduk untuk mengunjungi
tempat wisata dengan rasa aman dan nyaman yang diperoleh dari vaksinasi dan
protokol kesehatan yang baik dan tepat”, tegas Septriana.
Menurut Agus
Rochiyardi, Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur, pemahaman
faktor dasar daya saing pariwisata, sustainable tourism, produk dan jasa yang
unik, serta high value experience bagi wisatawan merupakan cara untuk
meningkatkan kualitas Pariwisata.
Agus juga
mengatakan pandemi Covid-19 ini mengubah tren pariwisata di dunia, sehingga
terjadi sebuah pergeseran serta adanya perubahan perilaku melalui era revolusi
digital. "Wisatawan kini lebih memilih domestic micro tourism yang
jaraknya pendek, waktunya pendek, staycation,” kata Agus.
Di saat yang
sama, Wakil Ketua ASITA DIY Bidang Pemasaran dan Komunikasi, Fachri Herkusuma
menyampaikan jika pihaknya telah mengedepankan promosi wisata mengenai protokol
kesehatan dan penerapan CHSE. Selanjutnya promosi destinasi wisata zona hijau,
atau produk UMKM untuk daerah zona merah. ”Kami juga melakukan penjualan paket
wisata terjangkau. Sebagai targetnya adalah wisatawan couple dan family, dengan
wisata di alam terbuka atau wisata edukasi, serta kami lakukan pengembangan
wellness tourism dan sport tourism,” katanya.
Fachri juga
mengatakan ASITA telah menyiapkan majalah dan video mengenai pariwisata di era
adaptasi new normal yang menjadi percontohan di Kemenparekraf. “Dengan adanya
pandemi Covid-19 yang panjang, mau tidak mau seluruh pihak harus berinovasi dan
berkolaborasi untuk menyelamatkan pariwisata dan ekonomi kreatif,” terangnya.
Selanjutnya
sebagai narasumber terakhir, Lana Koentjoro melihat perlunya melakukan
transformasi pemanfaatan teknologi dengan peningkatan SDM dan pemberdayaan
masyarakat khususnya perempuan.
Menurutnya
peran perempuan di desa wisata adalah untuk membangun Indonesia dari daerah
perdesaan dan tertinggal, berupaya memangkas ketimpangan, dengan tujuan
menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
”Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peningkatan kapasitas dan kemampuan perempuan serta kemudahan akses informasi,” pungkasnya.(Ad)
Tidak ada komentar: