Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Bintek dan Silaturahmi Nasional (Silatnas), Ratusan Anggota Sopir Kiai Nusantara se-Jawa dan DIY Dibekali Teknik dan Etika Berkendara di Jalan Raya

kabarMagelang__Ratusan sopir dari paguyuban Sopir Kiai Nusantara (SKNU) se Jawa dan DIY mengikuti silaturahmi nasional (silatnas) 2025 di  Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Syubbanul Wathon, Desa Giri Kulon, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Selasa (8/7/2025) malam.

Dalam silaturahmi, mereka juga mengikuti bimbingan teknik (bimtek) dan etika berkendara di jalan raya dari Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jawa Tengah, Kompol Ferdy Kastalani. Dan mendapatkan tip tentang menjaga Kesehatan dari dokter Dani Martha dari Rumah Sakit Syubbanul Wathon Tegalrejo, Magelang.

Pengasuh API Tegalrejo, KHM Yusuf Chudlori, mengatakan jumlah peserta Silatnas tersebut ada 700-an orang. Mereka perwakilan SKNU dari berbagai kabupaten/kota di Pulau Jawa, baik Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kegiatan ini didasari keprihatinan bersama, akhir-akhir ini terjadi beberapa kali kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para kiai.

"Tujuannya adalah kita pengin ayo berkendara yang aman dan nyaman untuk semua. Tidak hanya untuk kiai, tetapi juga untuk pengguna jalan yang lain," katanya.

Gus Yusuf, sapaan akrab KHM Yusuf Chudlori, menegaskan agar dalam kesempatan ini,  segenap peserta untuk menyusun suatu rumusan tentang Standard Operasional Prosedur (SOP) bagi seluruh anggota SKNU.

“Rumusan ini nantinya sebagai dasar penyusunan SOP bagi para SKNU dengan materi yang telah dipaparkan para narasumber. Misal, setelah menempuh perjalanan dua atau tiga jam, maka harus beristirahat,” ungak Gus Yusuf.

SOP tersebut dinilai sangat penting karena terkadang para sopir ini hanya bermodal ketaatan kepada kiai. Sehingga secara emosional ada unsur "ewuh pekewuh" (sungkan) untuk menyampaikan perasaannya.

“Misalnya sebenarnya badannya merasa lelah atau mengantuk, namun tidak berani mengutarakan kepada kyai,” jelasnya.

Dia memahami, sopir terkadang mengantar kiai sampai larut malam, maka untuk tugas untuk esok paginya perlu ada sopir yang kedua. Jadi, bisa bergantian setiap terjadi perjalanan jauh. Sang sopir hendaknya harus sadar diri tentang kondisinya.

"Sebaliknya, para kiai hendaknya juga harus bisa memahami perasaan sopir. Kalau melihat kondisinya lesu karena capek, ya aja dipeksa (jangan dipaksakan). Termasuk memperhatikan Kesehatan sang sopir," tutur Gus Yusuf.

Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jateng, Kompol Ferdy Kastalani, menandaskan agar para kiai memberikan waktu istirahat kepada sopir. Jangan karena mengejar sesuatu tetapi keselamatan menjadi terabaikan.

“Karena kita tahu, para kiai banyak beraktifitas di malam hari," ujarnya.

Dalam mengendarai mobil, menurut Ferdy, tidak cukup hanya mengandalkan keterampilan (skill). Tetapi juga perlu mengenali karakter kendaraan dan sejauh mana daya geraknya. Karena saat melaju di tol yang lapang, cenderung membuat sopir gampang lalai. Dan dalam melaju kecepatan tinggi, perlu menjaga jarak dengan kendaraan lain.

“Berdasarkan pengalaman selama ini, kecelakaan terjadai karena sopir mengantuk, atau tertidur sementara karena kecapekan," ungkapnya.

“Idealnya, setelah menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam sebaiknya berhenti dan beristirahat. Di jalan tol, setiap 20 kilometer pasti ada rest area. Fasilitas itu disiapkan untuk memberikan kesempatan istirahat bagi para pengemudi ketika Lelah,” pungkas Ferdy.

Dalam kesempatan ini beberapa narasumber lain juga memberikan materi diantaranya anggota Komisi III dari Fraksi PKB DPR RI Abdulloh, dan Ketua KNU Muhammad Izam.(rez).

 

About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
This is the most recent post.
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply