Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » 100 Ton Setiap hari, Kabupaten Magelang Darurat Sampah

kabarMagelang.com__Kondisi tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Kabupaten Magelang yang berada di Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan  overload. Setiap hari kurang lebih 100 ton sampah yang diangkut beberapa truk masuk ke TPSA tersebut, sehingga menumpuk tinggi menyerupai bukit. Kondisi ini dikeluhkan warga yang berada di sekitar karena setiap hari baunya sangat menyengat dan mengganggu. Saat ini pihak Pemkab Magelang sedang berupaya mencari solusi untuk mengatasinya.

Kepala DLH Kabupaten Magelang, Sarifudin mengatakan, sampah ini ada yang langsung dari masyarakat, desa maupun yang diambil petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, rata-rata mencapai 100 ton tiap harinya yang masuk ke TPA, dan saat ini sudah darurat sampah.

“Sekarang sudah darurat sampah karena di TPA Pasuruhan telah overload. Saat ini kita sedang mengevaluasi dan berupaya mecari solusinya.,” katanya saat dikonfirmasi di Command Center Pusaka Gemilang Kompleks Setda Kabupaten Magelang, baru-baru ini.

Dia mengungkapkan sebenarnya pada tahun 2020 kemarin Pemda Magelang sudah  menyelenggarakan pengadaan incinerator untuk penghancur sampah yang tidak bisa diurai senilai sekitar Rp2 miliar namun gagal.

“Gagal bukan karena kita, tapi penyedia yang sudah ditunjuk pemenang lelang tidak bisa menyediakan barangnya,” jelas Syarifudin.

Selain itu, upaya yang dilakukan pada tahun 2018, Pemkab Magelang menganggarkan Rp.5 miliar untuk pengadaan tanah TPA. Pengadaan tanah dua kali gagal karena permintaan harga dari masyarakat jauh di atas perkiraan appraisal.

“Begitu pelaksanaan pengadaan tanah, masyarakat permintaan harganya jauh di atas perkiraan appraisal sehingga pengadaan tanah menjadi gagal dua kali. Ini mau dianggarkan lagi di tahun 2022, kalau nggak salah tetap Rp5 miliar,” terangnya.

Namun demikian lanjut Sarifudin, sebelum pengadaan tanah terwujud, Pemkab Magelang  tetap berupaya supaya sampah tidak semua dibawa Pasuruhan. Dia berharap, agar sampah diolah di masing-masing tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R). Selain itu, akan dibuat lubang-lubang pembuangan sampah di lokasi saat ini.

“Sebelum ada tanah yang tersedia, ya kita upayakan piye carane supaya sampah itu tidak semua kemudian dibawa ke Pasuruhan. Nanti bisa diolah di masing-masing TPS 3R, kami sedang melakukan penjajakan bisa nggak di TPS 3R itu kemudian diolah disitu,” imbuhnya.

Sementara Tarmudji (58), warga Dusun Nglerep, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan,  yang rumahnya tidak jauh  dengan TPSA mengaku sangat terganggu. Mereka berharap Pemkab Magelang segera mencari lokasi lain.

“Kalau dengan TPA itu, saya terganggu sekali selain bau, juga adanya lalat. Selain itu pada musim tanam tikus banyak sekali. Jadi orang sini terutama bapak-bapak tani kalau musim panen seperti singkong rata-rata habis dimakan tikus,” ujarnya.

 “Harapan warga, TPA segera pindah karena disini masuk area sandaran wilayah kota kabupaten,” pungkas Tarmudji.(Kbm2). 

About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply