Borobudur, kabarMagelang__Puluhan pedagang Borobudur, yang tergabung dalam Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) menyatakan sikap menolak menempati lapak di Kampung Seni Borobudur (KSB), Kujon, Senin (21/4/2025). Penolakan dengan memanfaat moment hari Kartini tersebut sebagai aksi solidaritas terhadap ratusan pedagang SKMB lainya yang sampai saat ini belum mendapatkan hak lapak di KSB.
Namun para pedagang yang mayoritas mengenakan pakaian adat jawa tidak ditemui oleh pihak Taman WIsata Borobudur (TWB), sehingga mereka hanya meninggalkan surat penolakan yang dimasukkan di bawah pintu kantor perwakilan TWB di KSB.
Salah satu pengurus SKMB Hindarti mengatakan kedatanganya di KSB ini untuk memberikan surat penolakan menempati lapak di KSB.
“Kita akan memberikan surat, tentang 89 pedagang yang diberikan hak untuk masuk ke KSB. Tapi kita akan menolaknya, karena kita sudah sepakat dari awal dulu. Satu masuk, semua harus masuk, Jika satu enggak, semuanya enggak,” ungkapnya.
Aksi ini sengaja dipilih pada moment peringatan hari besar Nasional yakni hari Kartini, (21/4) lantaran hampir semua pedagang yang tergabung di SKMB adalah Perempuan.
“Ya, memang sengaja saja. Karena kita mau menunjukkan kekuatan seorang wanita itu jangan diremehkan. Karena begitu wanita itu diremehkan, kita pun punya kekuatan untuk mendobrak semua kedoliman ini,” ujar Hindarti.
Dia menyebut yang datang pada aksi sebanyak kurang lebih 50 pedagang untuk mewakili 330 pedagang SKMB lainya untuk menyampaikan surat penolakan menempati lapak.
“Kita intinya semua menolak. Karena kan kita dari awal sudah sepakat. Kita tidak mau dipisah-pisah. Kita mau dalam satu blok dengan nama SKMB tersendiri. Kita tidak mau dibubarkan dari SKMB. Karena kita berdiri kita untuk berserikat, berkumpul, dan berdiri sudah berkekuatan hukum,” beber Hindarti.
Ketua SKMB Muhammad Zuliyanto mengatakan samapi sekarang pedangan SKMB belum ada yang menempati lapak di KSB karena beberapa hal yang dinilai tidak layak untuk berdagang.
“Belum. Kalau dari lokasi sendiri, menurut saya kurang.
Kita lebih strategis. Tidak sesuai yang di harapan pedagang juga. Karena alur
juga tidak sesuai dengan dulu. Kalau dulu kan dibagi-bagi kita bisa merata,”
tandasnya.(rez).
Tidak ada komentar: