Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » » » Banyak Baju Owolan Tak Layak Pakai


KABARMAGELANG.COM---Banyak produk pakaian bekas impor atau owolan yang tidak layak pakai di jual di toko owolan yang berada di jalan Jendral Sudirman Kota Magelang. Pakaian kotor kecoklatan dan banyak debu yang dijual di toko ini. "Kami lihat banyak owolan yang tidak layak pakai di jual," kata Ismail, Kasi Ekspor dan Impor Diskoperindag Kota Magelang, di sela-sela razia toko owol, Jumat (6/2).


Ismail mengatakan, razia ke toko owolan  untuk melihat secara langsung produk owolan yang dijual di toko ini. Disisi lain untuk menegakkan aturan UU no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Sebab ada indikasi produk kain owolan yang dijual mengandung bakteri yang sangat membahayakan manusia.

Dalam kesempatan itu, Diskoperindag juga mengambil sample owolan untuk diteliti di laboratorium kesehatan. Sample owolan dibawa petugas dari Dinas kesehatan setempat. "Kita hanya sebatas pengawasan dan untuk mengantisipasi agar tidak ada konsumen yang dirugikan dengan produk owolan," tegas Ismail.

Ismail merasa prihatin karena banyak owolan yang dijual dalam keadaan kotor. Untuk pakaian hem, di bagian krah berwarna kecoklatan akibat kotoran. Demikian juga dengan produk celana panjang dan kaos, juga banyak yang kotor.

Hal sama disampaikan Dumaria, dari bagian farmasi makanan dan minuman Dinas Kesehatan Kota Magelang. Ia melihat banyak pakaian owolan yang tidak layak pakai apalagi di jual. "Kami akan  segera melakukan uji sampel produk owolan yang dijual di laboratorium," katanya.

Sementara itu, Yulianto (31) pengelola toko owolan di jalan Jendral Sudirman mengaku penjualan owol tidak terpengaruh dengan berita larangan impor baju bekas yang diduga mengandung bakteri. "Biasa saja, setiap hari omzet penjualan tidak berubah, antara Rp1,5 juta sampai Rp2 juta," ungkapnya.

Owolan yang dijual jumlahnya mencapai ratusan ribu lembar, terdiri dari celana panjang, hem, jaket, kaos, dasi dan lain sebagainya. Pakaian owol berasal dari Jepang, Korea dan Amerika. Terbanyak berasal dari Jepang. "Yang paling laris produk jaket," katanya.

Pakaian owolan di drop dari 'bos' di Bandung. Pengiriman bisa satu sampai tiga bulan sekali dengan jumlah pengiriman bisa 3-4 bal. "Kita hanya terima saja, dan menjualkan," ungkapnya.

Setiap ada kiriman barang, maka stok barang yang lama tidak disingkirkan, melainkan tetap di jajakan dan ditumpuk. Sebagian besar konsumen adalah mahasiswa, meski ada juga masyarakat umum dari Magelang dan sekitarnya. Bahkan ada yang sengaja datang untuk kulakan owolan. Harga jual berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp100 ribu. Namun ada juga yang Rp500 ribu khusus untuk jaket kulit. (tie)


ket gambar:
Diskoperindag Kota Magelang melakukan razia ke toko owolan di jalan Jendral Sudirman, menindaklanjuti larangan impor pakaian bekas karena mengandung bakteri yang berbahaya bagi manusia. (foto: ch kurniawati)


                                               


About watik

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply