SAWANGAN, KABARMAGELANG.com__Peringati lima tahun dahsyatnya letusan erupsi
gunung Merapi 5 Nopember 2010 lalu, seniman dan relawan gelar ritual di Musium
Kettepas Kecamatan Sawangan, Magelang Kamis (5/11). Dalam peringatan tersebut
ditampilkan pembacaan puisi oleh seniman Bambang Eka Prasetya dan orasi budaya seniman
Merapi Sitras Anjilin, serta ritual oleh seniman tunggal Agus Merapi.
Kepala
Disparbud Edi Susanto menjelaskan, ketika
Merapi menghadirkan kedahsyatanya ternyata manusia tidak bisa melakukan
apa-apa. “Manusia bukan siapa-siapa dan tidak berdaya menghadapi Merapi,"
katanya.
“Erupsi 2010 lalu
menimbulkan dampak sangat besar, bahkan museum Merapi di Ketep Pass terpaksa
tutup karena tertutup debu vulkanik yang sangat tebal, “jelas Edi.
Edi juga
menambahkan bahwa akibat erupsi tersebut juga berdapak pada menurunya jumlah
wisatawan yang berkunjung baik yang ke Candi
Borobudur maupun ke Kettepas ini. “ Tidak sedikit wisatwan yang membatalkan
kunjungan ke Candi Borobudur dan Ketep Pass, “ungkapnya.
“Karena itu
dengan peringatan ini kita harapkan masyarakat di Magelang bisa mengambil
hikmahnya, “tutur Edi
Sementara Budayawan
Merapi Sitras Anjilin, mengatakan bahwa
Gunung Merapi dianggap sebagai sumber bencana ketika ada korban jiwa. Sitras
menilai jika saja manusia tidak tinggal di kaki Gunung Merapi maka tidak akan
ada korban jiwa. "Gunung Merapi sebenarnya bukan ancaman. Merapi tidak
pernah memusuhi manusia namun manusialah yang memusuhi Merapi. Erupsi merupakan
cara Gunung Merapi membangun dirinya sendiri," terangnya.(zis)
Btl contohnya penambangam merusak kaki merapi dn hutannya
BalasHapus