Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Usai Pilkades Warga Jumoyo Tasyakuran dan Deklarasi Bersama Anti Money Politik

KabaMagelang.com--Usai pilkades Pilkades 2019, ratusan warga Dusun Pulosari Desa Jumoyo Kecamatan Salam, Magelang, menggelar tasyakuran. Uniknya gelaran tasyakuran yang tersebut bukan lantaran kemenangan 'jago' mereka dalam kontestasi politik tingkat desa, namun tasyakuran yang dihadiri oleh seluruh pendukung calon ini, sebagai wujud rasa bahagia karena telah berpartisipasi dalam pesta demokrasi secara lancar, santun dan tanpa money politik.

Tasyakuran dengan pentas musik dan deklarasi anti Money Politik tersebut juga ramai dihadiri warga, relawan hingga tim suksesnya pada Jumat (30/11) malam.

Ketua Forum Rembug Dusun Fuad Ridwan Ashari mengatakan bahwa acara yang digelar ini merupakan inisiatif masyarakat yang dikomandir oleh pemuda Dusun Pulosari setelah salah satu warga Pulosari Rahmad Dwi Rinawan tersisih oleh Calon Kades Siti Hanifah dalam Pilkades serentak Desa Jumoyo.

"Tasyakuran ini sebagai upaya kembali menjaga kerukunan warga Pulesari, karena persatuan itu lebih penting dibanding pemilihan kepala desa," ungkapnya.

Menurutnya, warga Dusun Pulosari sudah dewasa dalam berpolitik. Krisitis tapi tetap konstruktif khusunya dalam melestarikan pesta demokrasi tanpa menggunakan politik uang. Semua perbedaan dan persoalan visi misi juga cepat berakhir yang berujung pada rekonsiliasi berupa tasyakuran bersama ini. Bahkan dusun dengan jumlah pemilih 672 orang ini juga berkomitmen menjadi pionir terdepan sebagai kampung anti politik uang berbasis kearifan lokal.

"Politik uang di Pulosari tidak berlaku dalam Pilkades kemarin maupun moment pemilihan lainnya. Hal itu diharapkan menjadi virus baik dan ditiru oleh desa lain," tutur Fuad.

Sementara Camat Salam Indriyanto, sangat mengapresiasi kegiatan Tasyakuran Pilkades damai dan Deklarasi kampung anti money politik tersebut. Karena baru Dusun Pulosari yang menggelar deklarasi anti uang dalam pilkades damai dari warga, oleh warga dengan biaya gotong royong yang biasanya digelar tingkat desa, Kecamatan maupun Kabupaten dengan biaya intitusi pemerintah.

"Ini luar biasa, bukan event seremoni tapi tumbuh dari hati nurani warga masyarakat sendiri," tegasnya.

Ia berpesan agar perbedaan pilihan dalam Pilkades jangan sampai berlarut-larut. Kalah dan menang itu biasa. Yang terpenting adalah bagaimana nantinya kita bersama membangun desa dengan pemerintahan yang kondusif. Jika ekonomi mapan maka kita akan ayem tentrem.

"Yang kalah mengakui, yang menang bisa menjaga untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan kita bersama," pesannya.(Kb.M2)

About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply