kabarMagelang.com__Ratusan pengungsi dari Dusun Babadan I Kecamatan Dukun yang menempati Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang nekat pulang meninggalkan pengungsian. Mereka mengaku perekonomiannya menjadi lumpuh setelah 38 hari berada di tempat pengungsian.
Wahyudi, Wakil Koordinator Pengungsi Babadan I di Balai Desa Banyurojo mengatakan, warga sudah sepakat untuk pulang sementara, karena sudah ingin kembali ke ladang dan bertani lagi.
"Selama di pengungsian kami tidak lagi mengurus ladang. Selain itu, warga juga ingin bersih-bersih rumah karena sudah kotor akibat lama ditinggalkan," katanya, Rabu (16/12/2020).
Dia mengungkapkan bahwa warga sangat memahami kondisi Merapi saat ini yang
memasuki Siaga level III. Oleh karena itu, warga juga bersedia untuk
mengungsi di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah.
"Namun dengan ini kami memohon ijin untuk pulang sementara karena kami ingin memulihkan ekonomi dulu, karena selama disini ekonomi warga menjadi lumpuh," ujar Wahyudi.
Merekapun berjanji akan kembali ke pengungsian bila aktivitas Merapi meningkat
dan diinstruksikan untuk mengungsi. Kepulangan ini merupakan inisiatif
warga, sehingga mereka membuat surat pernyataan diatas kertas bermeterai,
yang ditandatangani 7 ketua RT masing-masing.
Kepala Desa Banyorojo Ikhsan Maksum mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan ke BPBD terkait dengan rencana kepulangan ini. Sebenarnya warga sudah ingin pulang sejak 30 November bersamaan dengan berakhirnya masa tanggap darurat. Namun karena masa tanggap darurat diperpanjang sampai 14 Desember, warga kemudian mengurungkan untuk pulang.
"Waktu itu juga ada pak Kalak BPBD yang memberikan pengertian dan warga saat itu warga mau mengerti," ungkapnya.
Untuk diketahui, Desa Banyurojo menampung sebanyak 286 pengungsi dari Dusun
Babadan I Kecamatan Dukun, Magelang. Mereka sudah mengungsi sejak 6 November
lalu atau sejak Merapi naik statusnya ke level III Siaga.(Kbm2).
Tidak ada komentar: