KabarMagelang.com__Ratusan orang bentangkan Bendera merah putih sepanjang 1.000 meter lebar 1,5 meter mengelilingi Candi Borobudur, Rabu (1/6/2022). Kegiatan tersebut dilakuakan untuk memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni.
Bendera tersebut dibentangkan oleh ratusan personel dimulai pada pukul 06.30 Wib dengan membentuk formasi mengelilingi Candi Borobudur. Secara perlahan, bendera diarak bersama wayang Milehnium Wae menuju gerbang Gajah Kembanglimus yang berjarak sekitar 3 kilometer 8 Candi Borobudur.
Ketua panitia acara Edi Santoso mengatakan, pembentangan bendera merah putih ini sebagai bentuk seremoni akan kebhinekaan, yang dapat dimaknai sebagai wujud kecintaan akan Indonesia dan budaya.
Kegiatan ini, mengambil tema 'membangun kekuatan budaya nusantara dan kemandirian ekonomi bangsa".
"Kami membentangkan bendera merah putih ini untuk memperingati bahwa kami masih punya negara yang cinta akan budaya," ungkapnya di sela-sela acara, Rabu (1/6/2022).
Dipilihnya Candi Borobudur sebagai lokasi pembentangan bendera, karena Candi Borobudur menjadi satu cagar budaya dan destinasi wisata super prioritas Indonesia. Keinginan tersebut sebenarnya sudah sejak empat tahun yang lalu dan baru terealisasi tahun ini.
Edi menambahkan pembentangan bendera serupa sudah dilakukan sejak 2015, di lokasi yang berbeda setiap tahunnya. Sepert di Dieng, Keraton Kartasura, Balai Kota Surakarta, dan Goa Jepang Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman.
Edi mengaku bangga bisa membentangkan bendera merah putih di Candi Borobudur. Diapun berharap, kegiatan ini menjadi refleksi bagi orang-orang agar lebih peduli terhadap Pancasila dan budaya yang adiluhur.
"Kami merasa dengan lahirnya Pancasila, kami seakan lahir kembali seperti dulu. Sebagai manusia yang kuat, sehat, berjaya seperti kelahiran Pancasila," terangnya.
Sementara itu, Pemangku Gunung Nusantara Muh. Rokhim mengatakan, pembentangan bendera ini menandakan bahwa semua orang benar-benar memegang teguh Pancasila. Baik secara nyata maupun tidak nyata.
"Indonesia ini ada hukum alam, adat, Allah, agama, dan negara. Untuk itu, harus ada sinergi satu sama lain. Jangan sampai memperpecah budaya," pungkasnya. (Kbm2).
Tidak ada komentar: