Borobudur, KabarMagelang.com__Ribuan pedagang Komplek Taman WIsata Candi Borobudur menggelar aksi damai menolak relokasi di Pasar Seni Borobudur yang berada di Kujon, Kecamatan Borobudur,Magelang, Sabtu (3/1/2024). Aksi damai yang berada di jalan Medang Kamolan ini dilakukan setelah mujahadah bersama selesai.
Aksi mereka dengan membentangkan poster dan spanduk yang dibawa yang bertuliskan antara lain ‘Peringatan UNESCO tidak dijalankan terkait pembangunan seni Kujon (Harus Dihentikan), Memaksakan pembangunan pasar seni kujon sama saja mempercepat dikeluarkan UNESCO dari world heritage list (Daftar Warisan Dunia)’.
Perwakilan Pedagang TWC Borobudur Bersatu, Gufron dalam orasinya mengatakan, pedagang Borobudur bersatu menolak adanya Pasar Seni Kujon.
“Kami bersungguh-sungguh, bersama-sama berjuang akan tetap melawan ketidakadilan,” tegasnya.
Salah satu pedagang Beti Setiyani (55) mengatakan maksud dari aksi ini, para pedagang menolak direlokasi di Pasar Seni Borobudur yang saat ini sedang dilakukan pembangunan. Mereka menghendaki tetap berjualan di lokasi yang sekarang ini atau Zona 2 kawasan Candi Borobudur.
“Kami nggak ingin dipindah karena sudah enak. Nanti kalau dipindah terus bagaimana,” katanya.
Dia mengaku sudah berjualan nasi di Taman Wisata Candi Borobudur selama 15 tahun. Dan tetap menghendaki berjualan di lokasi tersebut.
“Kami berharap jangan dipindah. Kalau dipindah nanti kan mulai dari nol lagi. Lokasi jauh dari candi, khawatir nggak ada yang beli,” ujar Beti.
Sementara
itu General Manager Unit Borobudur Jamaludin Mawardi saat diminta tanggapanya mengatakan,
hal itu merupakan bagian dari dinamisasi proses penataan kawasan secara
keseluruhan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Borobudur.
“Salah satunya memang menjadi isu mengemuka terutama oleh pihak UNESCO ini kan berasal dari KDB (Koefisien dasar bangunan). Yang mana, saat ini kondisi existing sudah melebihi prosentase batas yang sudah ditetapkan di-guideline pengelolaan kawasan Borobudur yaitu 4 persen. Nah realitanya saat ini melebihi dari 9 persen, bahkan sudah mendekati 13 persen,” jelanya.
“Ini yang oleh pihak UNESCO secara konsen untuk diperhatikan. Konsekuensinya apa, memang ada kalau mengembalikan KDB ke angka 4 persen, ada bagian-bagian area di taman wisata yang harus dikosongkan fungsinya menjadi area hijau. Salah satunya memang di area pedagang relokasi, ini yang menjadi dasar awal KDB begitu mendapatkan perhatian termasuk juga dari Kemenko Marves bisa dikembalikan ke angka yang sesuai di-guideline UNESCO di dalam pengelolaan kawasan,” pungkas Jamal.(haq).
Tidak ada komentar: