KabarMagelang__Sepuluh ustazah SD Islam Tahfidz (IT) Qur'an As Syafi'iyah, Mendut, Mungkid dilaporkan meninggal dunia pada tragedi kecelakaan maut di Jalan Purworejo-Magelang, Rabu (7/5/2025). Selain itu, ada dua ustazah yang kritis dan harus mendapat perawatan intensif. Kemudian, satu lainnya luka ringan.
Kejadian tersebut membuat terkejut para guru lainya dan wali murid seketika berdatangan ke SD untuk menggelar Sholat Jenazah serta doa bersama.
Kepala Komite SD IT Qur'an As Syafi'iyah, Magelang Wahid Ghozali mengatakan, pada Selasa malam, anggota komite dan para guru berencana melakukan takziah ke Purworejo. Mereka dibagi menjadi beberapa rombongan. "Saya tidak ikut mobil komite maupun guru karena pakai mobil sendiri," katanya.
Untuk guru, kata dia, menyewa angkot. Dari sekolah, rombongan berangkat pukul 10.00. Mobilnya berada di posisi paling belakang. Namun, saat di traffic light wilayah Kecamatan Salam, mobilnya menyalip rombongan lain. Sehingga dia berada di posisi paling depan.
Di sepanjang perjalanan, dia tidak merasakan firasat apapun. Mobilnya melaju tanpa mengetahui kondisi rombongan di belakangnya. Bahkan, rombongan itu tertinggal jauh.
"Sesampainya di sana (Purworejo), saya salat jenazah kemudian istri saya menelepon, katanya rombongan kecelakaan," ungkapnya.
Betapa terkejutnya saat mendengar kabar tersebut. Pasalnya, total ada sepuluh ustazah yang meninggal dunia. Kondisi itu membuatnya semakin shok dan tidak bisa berbuat apapun. Lantas, dia diminta pulang ke Mendut karena di sekolah tidak ada siapapun.
Wahid pun bergegas pulang untuk memberikan kabar duka tersebut. Dia sempat melewati tempat kejadian perkara (TKP). Jalurnya ditutup dan tidak diperbolehkan lewat.
"Kecuali (mobil) saya. Karena saya bilang kalau saya bagian dari sekolah ingin mengondisikan di sini (sekolah)," ujarnya.
Akhirnya, mobil Wahid diperbolehkan lewat. Sesampainya di sekolah, dirinya mengonfirmasi kabar itu kepada para wali siswa yang sudah menunggu di sekolah. Dia menyebut, total ada 13 ustazah yang berada dalam angkot. Sepuluh di antaranya meninggal dunia, dua dalam kondisi kritis, dan satu lainnya luka ringan.
Guru PAI SD IT Qur'an As Syafi'iyah, Magelang Maftukhin mengaku terkejut dengan peristiwa nahas ini. Dia menilai, para ustazah yang meninggal itu dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah.
"Kami merasa kehilangan. Untuk besok belum tahu (sekolah masuk atau tidak)," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya kecelakaan antara truk tronton bermuatan pasir dan angkot terjadi di perbatasan Magelang- Purworejo, tepatnya Dusun Sorogenen RT.3/RW 4 Desa Kalijambe Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, pada Rabu (7/6/2025) siang.
Dalam peristiwa itu dikabarkan 11 orang meninggal dunia dan 6 orang luka- luka. Mereka yang meninggal dan terluka kemudian di bawa ke RSUD Tjitrowardojo Purworejo untuk penanganan lebih lanjut.
Angkot yang ditumpangi sejumlah penumpang yang ditabrak oleh truk merupakan angkot dari wilayah Kelurahan Mendut Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Mereka merupakan ronbongan guru dikabarkan hendak melayat atau takziyah ke Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo
Truk tersebut dari arah Magelang ke Purworejo yang diduga alami rem blong kemudian menabrak kendaraan angkot yang ada didepanya hingga hancur. Usai menabrak angkot truk tersebut juga terguling tidak jauh dari angkot.(rez).
Tidak ada komentar: