Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Untuk Kali Pertama UNESCO Gelar Pameran Arsitektur Vernakular “Omah Jawa Mbuduran” di Kawasan Situs Warisan Dunia Borobudur

Borobudur, kabarMagelang__Untuk kali pertama UNESCO resmi meluncurkan pameran bertajuk “Sambatan: Bongkar Pasang Pengetahuan Omah Jawa ‘Mbuduran’” yang menampilkan pengetahuan hidup, keterampilan, dan makna budaya yang tertanam dalam rumah Jawa.

Pameran yang menyoroti bagaimana peran arsitektur vernakular dalam membentuk identitas dan lanskap budaya kawasan Candi Borobudur ini resmi dibuka dan dilaksanakan di Balkondes Giritengah, Kecamatan Borobudur, Magelang, Minggu (14/12/2025).

Kegiatan ini akan berlangsung  selama sepekan mendatang, dengan menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan kebudayaan, mulai dari lokakarya praktis, talkshow, kolaborasi seniman, program residensi, dan tur edukatif terpandu. Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan bagi komunitas lokal, para profesional, mahasiswa, penyandang disabilitas, dan masyarakat umum.

Seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memperkuat partisipasi publik melalui pertukaran budaya yang bermakna dan komunikasi antargenerasi. Dengan mendorong partisipasi aktif dan dialog terbuka, pengunjung diajak berinteraksi dengan praktik seni dan gagasan budaya secara kolaboratif, memperdalam apresiasi, serta memperkuat kohesi sosial, sehingga menjadikan pameran ini sebagai ruang belajar bersama dan eksplorasi kreatif yang dinamis.

Kepala Unit Kebudayaan Kantor Regional UNESCO  Moe Chiba, menekankan pentingnya melestarikan arsitektur vernakular sebagai unsur esensial yang tak terpisahkan dari identitas budaya dan keberlanjutan.

“Omah Jawa Mbuduran bukan hanya sekadar bangunan. Ia mencerminkan nilai pengetahuan, dan cara hidup masyarakatnya. Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan bagaimana warisan budaya takbenda hidup berdampingan dan membentuk bagian esensial dari Situs Warisan Dunia Kawasan Candi Borobudur,” ujarnya usai membuka pameran.

Rumah-rumah vernakular yang  diwariskan dan terus beradaptasi dari generasi ke generasi  merupakan  wujud keberlanjutan yang kuat, merefleksikan peran keterampilan lokal dan praktik keseharian dalam membentuk kehidupan di sekitar Borobudur, melampaui keberadaan monumen itu sendiri. Namun, keberadaan rumah-rumah ini menghadapi berbagai ancaman: mulai dari pelapukan bambu dan kayu, berkurangnya warisan pengetahuan antargenerasi, hingga tekanan modernisasi yang kerap mengabaikan kearifan lokal.

Seiring meluasnya penggunaan material dan metode konstruksi modern, keseimbangan rapuh yang selama ini menghubungkan arsitektur, budaya, dan alam pun kian terancam hilang. Yang terancam hilang bukan hanya bangunan, tetapi juga cara hidup yang mereka dukung.

Untuk menjawab tantangan tersebut, inisiatif dokumentasi kolaboratif dilaksanakan pada Juli 2024 hingga Februari 2025. Komunitas lokal, para tukang bangunan, pengrajin kayu dan tembikar, serta pelaku budaya di Kawasan Borobudur bekerjasama untuk menghidupkan kembali praktik berkelanjutan dan terjangkau yang berakar pada tradisi. Proyek ini mengungkapkan beragam metode yang tangguh terhadap iklim seperti penggunaan bahan lokal, desain pasif, dan pemanfaatan ulang yang tetap relevan hingga saat ini. Dalam rangkaian konsultasi dengan pemangku kepentingan, rumah-rumah ini kemudian disebut sebagai Omah Jawa Mbuduran.

“Keterlibatan masyarakat sangat penting karena mereka adalah pemegang pengetahuan dan penjaga kelestariannya. Peran kami adalah membantu mengumpulkan, menafsirkan, dan membagikan pengetahuan ini melalui dokumentasi dan keterlibatan publik agar tetap relevan bagi generasi mendatang,” jelas Direktur Eksekutif Pusat Dokumentasi Arsitektur, Febriyanti Suryaningsih.

Ia menambahkan bahwa temuan-temuan ini, yang kini dipamerkan kepada publik untuk pertama kalinya, memberikan wawasan tentang keterampilan dan sistem pengetahuan yang membentuk lanskap budaya di sekitar Borobudur.

Sementara itu kurator pameran, Rifandi, menambahkan bahwa pameran ini menghadirkan hasil dokumentasi kepada publik dengan menyoroti hubungan antara fungsi, estetika, dan praktik kehidupan sehari-hari dalam pembangunan rumah Jawa Mbuduran, sekaligus relevansinya terhadap tantangan masa kini.

“Pameran ini menampilkan hasil penelitian dan dokumentasi tentang arsitektur vernakular Omah Jawa Mbuduran sebagai bagian dari Kawasan Warisan Budaya Borobudur. Juga menghadirkan kolaborasi seniman dengan pelaku budaya lokal, koleksi produk budaya, arsip dan publikasi komunitas, serta area bermain anak-anak yang memperkenalkan siklus hidup dan praktik ruang sehari-hari Omah Jawa Mbuduran,” terangnya.

Inisiatif ini berkontribusi pada upaya yang lebih luas untuk memperkuat pengelolaan warisan budaya berbasis komunitas serta meningkatkan pemahaman publik terhadap lanskap budaya di sekitar Situs Warisan Dunia Kawasan Candi Borobudur.

Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 14 hingga 20 Desemebr 2025 tersebut didukung oleh National Federation of UNESCO Associations in Japan, dan dilaksanakan bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur, Unit Warisan Dunia Borobudur dari Museum & Cagar Budaya (IHA/Indonesian Heritage Agency), Perkumpulan Eksotika Desa Lestari, mitra-mitra komunitas.(Rez).

  



About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
This is the most recent post.
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply