Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » » Kesenian Tradisional Untuk Wisatawan Borobudur Selama Libur Natal dan Tahun Baru

KABARMAGELANG.COM---Selama libur Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, PT Taman Wisata Candi Borobudur Magelang akan menyuguhkan kesenian tradisional bagi wisatawan yang berkunjung. Kesenian ini di gelar di panggung Lumbini sehingga wisatawan yang akan naik candi  mudah untuk menikmati sajian kesenian tradisional ini.
    "Ini sebagai salah satu layanan dari kami untuk para wisatawan yang datang berkunjung ke Candi Borobudur selama musim libur Natal dan tahun baru," kata Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan Unit TWCB, Aryono Hendro Maliyanto.
   
    Ia menyebutkan, berbagai jenis kesenian tradisional yang disajikan antara lain Tong-tong lek, kuda lumping, prajuritan, ndayakan, jathilan, topeng ireng, kubrosiswo, warokan, wayang kulit, musik keroncong serta demo membuat batik tulis, demo gerabah serta membuat pensil gaul. Kesenian tradisional ini disajikan sejak tanggal 20 Desember 2014 hingga 1 Januari 2015. "Kita sajikan selama setengah bulan untuk para pengunjung candi," katanya.   
    Kesenian tradisional  ini sengaja di gelar untuk mengakomodir kelompok-kelompok seni yang tumbuh berkembang di sekitar candi Borobudur agar bisa tersalurkan.
   
    Ia juga menyebutkan, target kunjungan wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara selama libur natal dan tahun baru sebanyak 491.192  atau naik lima persen dari tahun lalu.Karenanya, pihak TWCB menambah personil keamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Jumlah personil keamanan  yang diterjunkan sebanyak 200 orang, terdiri dari pengamanan internal TWCB dibantu Polres Magelang, Kodim 0705 serta banser dan satpol PP.
   
    Untuk tiket tanda masuk tidak ada kenaikan, untuk anak-anak Rp12.500,00, sedangkan dewasa atau umum Rp 30.000,00. Pengunjung juga tidak perlu khawatir soal parkir karena selain di dalam komplek candi Borobudur sendiri, juga banyak kantong-kantong parkir yang disediakan oleh warga sekitar.

    Ditambahkan oleh Aryono, selama musim libur Natal dan tahun baru ini, pihak TWCB  tidak mewajibkan pengunjung mengenakan sarung saat naik ke candi. Kebijakan ini diputuskan berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti perbandingan antara sarung yang tersedia dengan jumlah pengunjung yang tidak memada. Pada musim libur akhir tahun ini, jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke Borobudur bisa mencapai 25 ribu orang  perhari. Sedangkan  jumlah sarung yang tersedia hanya 15 ribu. "Kalau kita paksanakan memakai sarung, maka akan  terjadi antrian penumpukan pengunjung di shelter pemakaian sarung. Kasihan mereka kalau harus antri," kata Aryono.

    Disisi lain,  juga untuk mengantisipasi tingkat kehilangan sarung seperti yang selama ini terjadi. "Harus kita akui kalau banyak pengunjung yang membawa pulang sarung Borobudur. Padahal setelah dipakai sarung harus dikembalikan lagi," tandasnya.
   
    Selain itu, banyak pengunjung yang kurang disiplin, sarung yang seharusnya dililitkan  di bagian pinggang justru digunakan untuk penutup kepala karena ada yang kepanasan atau  kehujanan. Setelah itu banyak yang meninggalkan sarung begitu saja di candi peninggalan dinasti Syailendra abad ke 8 ini.  (watie)

Obyek wisata Candi Borobudur Magelang dipenuhi pengunjung selama musim libur Natal dan tahun baru 2015. (foto: ch kurniawati)

   

About watik

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply