Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Jelang Imlek, Catering Sari Rasa Banjir Pesanan Kue Keranjang



Jelang Imlek, Catering Sari Rasa Banjir Pesanan Kue Keranjang



KABARMAGELANG.COM---Menjelang tahun baru China (Imlek) 2015, catering Sari Rasa yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso no 11 Kota Magelang Jateng, kebanjiran order kue keranjang. Sejak satu bulan lalu, catering ini sudah mulai memproduksi kue keranjang berdasarkan pesanan saja. Meski demikian, catering ini juga tetap melayani pembeli yang datang secara langsung.

Kue keranjang produksi Catering Sari banyak mendapat pesanan karena sampai saat ini bisa mempertahankan mutu yang prima dan tradisional. Kue keranjang tidak dibungkus menggunakan plastik, melainkan menggunakan daun pisang, sehingga ada rasa dan aroma yang sangat khas. Cara memasaknya juga masih mempertahankan cara orang tua jaman dulu, yakni kue dikukus bersama dengan daunnya. "Jadi rasanya masih orisinil, ada aroma daunnya juga. Banyak orang menyukai kue keranjang tradisional ini," kata Juliawati (49), pemilik catering Sari Rasa.

Pemesan tidak hanya datang dari Magelang saja, namun juga dari luar kota, hampir seluruh Jawa bahkan seluruh Indonesia. Dalam sehari, produksi kue keranjang bisa menghabiskan bahan dasar tepung ketan sebanyak 500 kg. Sampai saat ini, pesanan masih terus berdatangan.

Tepung ketan yang digunakan merupakan tepung ketan Jawa. "Kita menggiling sendiri tepung ketan, sehingga bisa dikontrol kualitasnya," kata Cik Yulien panggilan akrabnya  didampingi maminya, Cik Eny (79). Pernah mencoba menggunakan ketan impor, namun tidak bisa jadi kue keranjang seperti yang diharapkan. Sehingga untuk bahan baku, benar-benar diperhatikan. 

Ia juga mengaku cukup kesulitan mendapatkan beras ketan dalam jumlah banyak, karenanya ia harus rajin membeli dari bakul-bakul kecil atau petani secara langsung. "Jadi tidak bisa membeli dari satu orang petani dalam jumlah yang banyak. Harus cari sana-sini untuk beras ketan dengan kualitas yang super," tandasnya.

Cik Julien mengaku mendapatkan resep kue keranjang dari orang tuanya yang sudah mulai memproduksi kue keranjang sejak 60 tahun silam. Cara mengolah juga sama dengan yang dilakukan orang tuanya, dari menggiling, kemudian 'nguleni' tepung ketan yang sudah dicampur gula pasir, hingga membungkus sampai mengukus. Untuk 'nguleni (mengadon) dibutuhkan tenaga yang cukup besar karena sifat tepung ketan yang padat.Bagian nguleni biasa dilakukan karyawan pria," terangnya.

Untuk membuat bungkus dari daun pisang juga tidak sembarang orang bisa melakukan, karena dibutuhkan ketrampilan khusus. Kalau tidak terampil, maka bungkus daun bisa bocor."Memang rumit, tapi ini demi menghasilkan mutu prima," imbuhnya. 

Untuk mendapatkan kue keranjang yang baik, adonan tepung ketan dan gula didiamkan semalam supaya mengembang sehingga bisa lebih enteng bila di aduk selanjutnya. Ia juga tidak menambahkan bahan pengawet. Hanya adonan tepung ketan dan gula pasir saja. 

Meski tanpa pengawet, namun Cik Julien mengklaim kue keranjang bikinannya bisa tahan lama sampai 3 bulan. Bahkan bila disimpan di dalam kulkas, bisa tahan sampai setahun. Itu karena cara pengolahan dan bahan-bahan yang digunakan sangat diperhatikan.
Ada dua varian rasa yang dihasilkan, yakni rasa original dan coklat. "Untuk anak-anak muda lebih suka yang rasa coklat, sedang orang tua menyukai rasa original," katanya.

Untuk harga juga cukup terjangka. Rasa orginal kemasan 1 kg, seharga Rp 40.000,- plus ongkos kirim.
Rasa coklat kemasan 1 kg, bungkus daun pisang seharga Rp 42.000,- plus ongkos kirim. Paket rasa original berat 2 kg (isi 3 biji), bungkus daun pisang seharga Rp 75.000,- plus ongkos kirim.
Bagi kalangan Tiong hoa, kue keranjang (ada yang menyebutnya kue ranjang)  merupakan makanan yang wajib disantap setiap tahun baru Imlek. Kue ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (Ji Si Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).

Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku (Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (Giok Hong Siang Te). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.

Namun ada pula yang memercayai, kue keranjang sebagai hidangan yang manis agar kehidupan mereka selalu manis di tahun-tahun kedepannya.

Bagi para peminat silakan hubungi Katering Sari Rasa bisa melalui Email: sarirasa_mgl@yahoo.com atau  telepon (0293) 363886, 08122762400. (tie)
Ket gambar :
Proses pembuatan kue keranjang di catering Sari Rasa di jalan Brigjen Katamso 11  Kota Magelang . Setelah dikukus, kue didiamkan sampai dingin kemudian dibungkus rapi dan siap diantar ke pemesan. (foto: ch kurniawati)

About watik

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply