Slamet (50) salah satu warga Dusun Malangan, Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang mengatakan, banyak petani di lereng sepanjang perbukitan
Menoreh yang terpaksa memasang jaring di pinggir lahan pertaniannya. “Kalau
tidak dipasang jaring, kera-kera sering masuk dan merusak tanaman, “katanya
saat memperbaiki jaring di kebunya (9/9).
“Untuk petani yang tidak memasang
jaring ya terpaksa harus menunggu tanamannya, dari pagi hingga petang secara
bergantian, “jelas Slamet.
Kawanan kera ekor panjang itu lanjutnya, turun sejak satu bulan lalu. Dan
ini biasa terjadi, setiap musim kemarau panjang seperti saat ini atau pada saat
warga menjelang panen buah-buahan. “Mereka turun kalau persediaan makanan di
atas bukit habis. Saat turun, biasanya mereka bergerombol dalam beberapa
kelompok,” ungkapnya.
“Mereka turun kadang bersamaan, dan jumlahnya bisa ratusan. Walaupun sudah
dipasangi jaring kera-kera ini masih tetap berusaha melompat masuk. Tanaman
seperti ketela, pepaya, pisang, semua diserang, “ungkap Slamet.
Kepala Dusun Malangan Abdul Jalil menerangkan, bahwa serangan kera yang
jumlahnya ratusan ini sebenarnya pernah di panggilkan pawang dari Sumatera untuk
mengusirnya. Namun baru saja memulai mereka sudah tidak berani melanjutkan.
Menurut pengakuanya (pawang) setiap akan menangkap kera yang besar, dalam
penglihatanya kera tersebut selalu berubah wajah manusia.
“Setiap akan menangkap kera yang besar, katanya wajah kera tersebut selalu
berubah, mirip wajah ayah sang pawang, padahal ayahnya tinggal di Sumatera, “katanya.
“Akhirnya para pawang yang berjumlah lima orang tersebut, tidak berani
melanjutkan dan kembali, “tambah Jalil.
Diketahui akibat kemarau panjang, ratusan kera yang terdiri dari beberapa
kelompok, di perbukitan Menoreh Wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
membuat resah para petani di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan ratusan kera
ekor panjang tersebut, selalu menyerang berbagai jenis tanaman milik warga,
bahkan ada yang berani sampai ke pemukiman warga. Kera-kera turun dari atas
bukit diperkirakan makanan yang berada diatas bukit Menoreh tersebut habis
karena kekeringan. (zis)
Tidak ada komentar: