Hari santri yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 22 Oktober adalah sebagai Penanda sejarah peran santri tidak diragukan lagi, Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober 1945 sebagai awal berjihad bagi arek arek Suroboyo yang kemudian hari menjadikannya sebagai hari Pahlawan 10 November. waktu itu KH Hasyim Asyari menyerukan berjihad bagi santri yang berada dalam radius 93 KM dari Surabaya.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, untuk mengenang dan meneladani semangat jihad tersebut, Hari Santri menjadi momentum yang digunakan untuk menjadi penyemangat santri agar berjihad melawan kebodohan, kemiskinan, korupsi dan kedzaliman demikian wawancara KABARMAGELANG.com dengan pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo KH Yusuf Chudlori ( Gus Yusuf)
Pondok pesantren API ASRI Tegalrejo menggelar bedah buku berjudul "Peci Miring" karya Aguk Irawan. Buku ini dibedah oleh Aguk Irawan dan pengasuh Ponpes API Tegalrejo KH Yusuf Chludori di aula SMK Subhanul Wathon, selasa sore 20 Oktober 2015.
Sebelumnya, mereka menonton bersama film dokumenter Mahasantri API ASRI. Film karya santri ini berkisah tentang kehidupan santri di pesantren. "Lewat buku dan film ini kami ingin memotivasi para santri," kata Kepala Sekolah SMK Subhanul Wathon KH Ahmad Izuddin Lc M.Si (Gus Din).
Menurut Gus Din acara ini merupakan bentuk dukungan penetapan Hari Santri Nasional (HSN). Dikatakan bahwa pihaknya kini memiliki 2.500 pelajar (santri) di mana seluruhnya mendukung Hari Santri Nasional.
Gus Yusuf dan Aguk Irawan saat bedah buku Peci Miring di Aula SMK Syubhanul Wathon Tegalrejo |
Tidak ada komentar: