Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Wakil Presiden Yusuf Kalla Hadiri Peringatan Waisak

BOROBUDUR, KABARMAGELANG.com__Wakil Presiden Jusuf Kalla  dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin,  menghadiri perayaan Dharmasanti Waisak 2560 BE di taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Kabupaten Magelang, Sabtu (21/5) malam. Kegiatan Dharmasanti tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI yang didukung oleh Walubi dan KASI. Hadir ribuan umat Buddha dari 13 Sangha Indonesia serta tokoh-tokoh agama lain, dan perwakilan negara-negara sahabat.

Dalam sambutan singkatnya  Wakil Presiden Yusuf Kalla,  menyampaikan selamat kepada seluruh umat Bhuda di Indonesia yang pada har ini merayakan peringatan Waisak.  Selain itu JK  juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki berbagai keaneka ragaman agama, sudah sepatutnya sebagai umat yang berbeda senantiasa untuk saling mengormati dang menghargai satu dengan yang lain. Dia berharap Bhineka Tunggal Ika akan selalu di pahami dan di jaga untuk persatuan umat dan bangsa.

Kepala Sangha Theravada Indonesia Bhiksu Pannavaro Mahathera, menjelaskan sebagai umat Budha ada dua hal yang harus dipahami yaitu moral cinta kasih dan keaneka ragaman.

“Saya ingin menekankan moral cinta kasih, tidak sekedar  cinta kasih yang emosional, tapi cinta kasih itu tanggung jawab kita sebagai manusia untuk tidak mengganggu yang lain, tidak berbuat buruk, karena keburukan itu menghancurkan diri sendiri, diri orang lain, dan menghancurkan hidup, “paparnya.

Dia juga mengingatkan bahwa nenek moyang, yakni pujangga besar Bhudis Empu Tantular dengan sangat bijak menerjemahkan moral cinta kasih, menjadi ungkapan yang kita kenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Menerima dan mengahargai perbedaan dengan ketulusan hati, karena perbedaan itu tidak mungkin di lebur dan di buang begitu saja, tetapi harus menerima dengan ketulusan hati,  karena diantara perbedaan itu hakekatnya adalah tunggal.

“Apakah yang tunggal itu, kemanusiaan adalah universal, kebenaran yang hakiki adalah tunggal, itulah yang membuat kita bisa menerima dan menghargai perbedaan dengan ketulusan hati, “ ungkap Pannavaro.

Lebih lanjut Pannavaro, menegaskan bahwa Bhineka Tunggal Ika itu tidak hanya di mulai 600 tahun sejak Mpu Tantular Menuliskan di kitap Sotasoma.

“Saya yakin moral Bhineka Tunggak Ika sudah menjadi darah daging, jati diri Nusantara ratusan tahun sebelum Mpu Tantular. Dan itulah yang menjadi sifat dasar bangsa Indonesia sebenarnya, “ungkap Bhiksu yang juga Kepala Vihara Mendut ini. (zis)







About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply