Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Perayaan Asadha Umat Budha Gunakan Kereta Keraton

BOROBUDUR, KABARMAGELANG.com__Selama tiga hari, ummat Buddha Sangha Theravada Indonesia melakukan Tipitaka Chanting dan Asadha Mahapuja 2560/2016, di Taman Lumbini komplek Candi Borobudur. Dalam perayaan yang ke dua ini juga di selenggarakan Atthasila yang diikuti  300 orang dari seluruh daerah.  Usai pembacaan Tipitaka dan Pujabakti Agung, perayaan di tutup dengan kirab Mahapuja untuk memberikan penghormatan kepada Buddha Gotama, dari  Candi Mendut, melwati Candi Pawon hingga  Candi Borobudur. Yang menarik peryaan tahun  ini adalah prosesi arak-arakan menyertakan kereta dari keraton Jogjakarta.

Ketua panitia Bante Dhammakaro Mahathera, mengatakan peringatan Asdha kali ini ada sedikit perbedaan dengan tahun lalu. Di tahun ke dua ini juga di selenggarakan Atthasila yang di ikuti oleh 300 orang umat Budha. Atthasila merupakan tuntunan ajaran Budha dimana umat dilarang melanggar delapan aturan moralitas selama selama tiga hari.
“Delapan larangan yang tidak boleh dilanggar yakni, membunuh makhluk hidup, mencuri, melakukan hubungan seks, berucap kotor, madat, makan setelang setengah hari, tidur di tempat yang mewah, serta tidak boleh menikmati hiburan,” terangnya di Candi Borobudur Minggu (17/1).

Dia menjelaskan bahwa perayaan Asadha bertujuan untuk mengulang kembali ajaran Buddha Gotama yang dulu disampaikan melalui lesan, yang saat ini sudah ditulis dengan menggunakan bahasa Pali, dengan jalan membaca semua yang tersirat didalam kitab.

“Kita sebagai umat Budha di beri kewajiban untuk melestarikan sekaligus memahami serta mengamalkan semua ajaran-ajaran yang telah Sidharta berikan, selain  itu juga  untuk melestarikan budaya membaca serta. menjaga dan mempertahankan kemurnian Dhamma dengan mengulang kembali Tipitaka pali yang memuat kotbah autentik Buddha Gotama. Mengulang kembali ajaranNya agar selalu mengingat untuk berbuat kebijakan, menghindari kejahatan dan memurnikan pikiran.
” papar Dhammakaro.

Dhammakaro menilai, Tipitaka adalah kitab suci agama Buddha dan  menyimpan ajaran Buddha yang telah dibeberkan oleh Buddha Gotama dari sebelum 2600 tahun lalu. Tipika berisi semua kotbah, aturan kehidupan kebhikkhuan dan falsafah agama Buddha.

"Para Bhikkhu dan umat Buddha akan selalu membaca kotbah Buddha untuk mengajarkan kebenaran, sekaligus mendoakan kemajuan bagi manusia," urainya.

Adapaun pesan perayaan Asadha tahun ini adalah mengajak seluruh umat Budha di dunia agar senantiasa saling menghormati dan menjalin rasa cinta kasih antar sesama umat Budha sendiri dan seluruh umat manusia pada umumnya.

“Khusus untuk umat Budha di Indonesia kita berharap tetap saling menjaga dan saling menghormati antar umat demi terjalinya kesatuan dan persatuan bangsa,” pungkas Dhammakaro.

Puncak perayaan diakhiri dengan prosesi arak-arakan yang diikuti ribuan umat Budha dari Candi Mendut, melalui candi Pawon hingga Candi Borobudur, dengan membawa beberapa persembahan sebagai penghormatan kepada Sang Budha Gaotama dengan menggunakan kereta dari keraton Jogjakarta. Selanjutnya di Candi Borobudur umat Budha menutup peringatan Asadha dengan melakukan doa parita serta khotbah yang diakhiri dengan pradaksina mengelilingi Candi Agung peninggalan Dinasti Syailendra tersebut. (zis)



About kabarmagelang.com

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply