BOROBUDUR,
KABARMAGELANG.com__Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK),
Kemenko Kemaritiman serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan
Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) bersama ratusan pelajar SLTP dan SLTA di Candi
Borobudur , Sabtu (24/9). GBBS juga di laksanakan oleh tiga kementrian tersebut di 10 lokasi
distinasi wisata nasional di Indonesia.
Asisten
Deputi Warisan Budaya pada Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK
Pamuji Lestari, mengatakan, pencanangan
GBBS sendiri telah dilangsungkan di Pulau Seribu, beberapa waktu lalu. GBBS merupakan mandat dari revolusi mental yang diminta untuk melakukan sebuah gerakan nasional.
“GBBS tidak hanya membuat lingkungan bersih,
tapi ke depan dapat meningkatkan aset wisata karena dengan lingkungan yang
bersih akan membuat wisatawan suka untuk datang dan semakin meningkat
jumlahnya,” kata Pamudi di sela-sela Sosialisasi dan Aksi GBBS di pelantaran
Candi Borobudur.
Dia
menegaskan, Borobudur menjadi salah satu warisan dunia, yang setiap tahun diminta UNESCO membuat laporan
dan progres apa yang dilakukan pascaditetapkan sebagai warisan dunia.
“PBB
melihat Indonesia sangat konsen dan komit terhadap warisan budaya. Borobudur
selain sebagai warisan dunia, juga merupakan kawasan strategis lokasi wisata
nasional, maupun internasional,” ungkap Pamuji.
Setelah
Borobudur, lanjut dia, GBBS juga akan dilaksanakan di beberapa distinasi wisata
nasional seperti di Labuan Bajo, Danau Toba, Pulau Komodo, dan lainya.
“Kalau
punya sesuatu budaya itu harus bisa menyejahterakan dan memandirikan bangsa. Salah
satunya harus dipicu dengan kebersihan, meskipun revolusi mental tidak
hanya bersih. Paling tidak sebagai goalnya GBBS yakni, mereka datang ke sini tidak
corat-coret, tidak buang sampah
sembarangan, kemudian ikut melestarikan aset,” papar Pamuji.
Kepala
Balai Konservasi Borobudur (BKB) Marsis Sutopo, menilai momentum GBBS yang melibatkan ratusan anak sekolah tersebut
sangat baik. Dengan harapan mereka akan menghargai komitmen, gotong royong dan
menghargai budaya nenek moyang.
“Mencintai
warisan nenek monyang, sudah seharusnya muali ditanamkan kepada generasi muda. Aksi-aksi
seperti ini bisa dikembangkan dan
menjadi aksi yang berkelanjutan. Kita selalu berharap pelajar-pelajar di Magelang mau memahami dan ikut dalam melestarikan
warisan budaya dunia ini,” harap Marsis. (zis)
Tidak ada komentar: