BOROBUDUR,
KABARMAGELANG.com__70 orang pemuda dari berbagai daerah yang terdiri dari berbagai komunitas pecinta sejarah dan cagar budaya Indonesia,
mendeklarasikan “Sapta Sidhikara” di
Pelantaran Candi Borobudur, Sabtu (29/10). Salah satu yang menjadi yang menjadi
prioritas mereka yakni mengawal pelaksanaan UU Cagar Budaya sebagai instrumen
hukum dalam melestarikan warisan cagar budaya yang ada di Indonesia.
Ketua
Komunirtas Night at The Museum, Erwin Djunaedi mengatakan, pertemuan yang
dilangsungkan tersebut salah satunya bertujuan untuk saling mengenal mengenai
pelestarian cagar budaya di seluruh Indonesia, sekaligus memperingati 25 tahun Candi
Borobudur sebagai warisan dunia serta 88 tahun Sumpah Pemuda.
“Kami bertekad
melestarikan cagar budaya yang tertuang dalam Sapta Sidhikara. Sapta Sidhikara,
merupakan Bahasa Sanskerta yang berarti uangkapan hati,” katanya.
Dia
menjelaskan para tokoh muda pecinta cagar budaya warisaan nenek moyang, bertemu
saling mendengarkan sharing dari
para komunitas sejarah dan upaya yang telah dilakukan dalam pelestarian cagar
budaya.
“Upaya
perlindungan cagar budaya penting. Kita tidak memandang ada atau tidaknya
pemerintah melakukan pelestarian. Kami bersepakat setiap 2 tahun sekali bertemu
kembali,” tegasnya.
Koordinator
Pokja Pelayanan Masyarakat, Balai Konservasi Borobudur (BKB), Isni Wahyuningsih
menandaskan, peserta Borobudur
Youth Forum (Forum Kepemudaan Borobudur) berasal dari
komunitas pecinta sejarah dan cagar budaya di seluruh Indonesia. Peserta terdiri
dari pelajar, mahasiswa baik PTS mupun PTN dari berbagai daerah yang lolos
perekrutan yang dilakukan oleh BKB.
“Sebanyak 70 orang yang terdiri dari 20 orang umum dan
50 peserta dari komunitas yang berasal dari seluruh Indonesia. Selain itu ada
tiga orang WNA yakni dari Perancis,” katanya di sela-sela deklarasi di
Pelantaran Candi Borobudur.
Dia
menambahkan bahwa kegiatan yang berlangsung dari tanggal 27- 341/10 tersebut mereka
menerima berbagai materi yang disampaikan Kepala BKB Marsis Sutopo perihal
kebijakan pemerintah dalam pelestarian cagar budaya, Hari Setyawan (pelestarian
Candi Borobudur dan statusnya sebagai warisan dunia), Elanto Wijoyono
(optimalisasi pemanfaatan sumberdaya sejatah dan budaya untuk komunitas) serta
Gary Youidan Herlambang perihak promosi melalui website maupun
medsos.
“Selain
itu, ada sharing komunitas
sebagai ajang saling berbagi informasi antarkomunitas. Secara umum kegiatan ini
bertujuan untuk memperingati 25 tahun Candi Borobudur sebagai warisan dunia dan
88 tahun Sumpah Pemuda,” tandas Isni.
Dengan membawa
berbagai poster berupa ajakan terhadap pelestarian cagar budaya, deklarasi pemuda pelestari cagar budaya
Indonesia ditutup dengan pembacaan Sapta
Sidhikara dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, serta diakhiri dengan membersihkan sekitar Candi Borobudur. (zis)
Borobudur bukan candi Buddha mau bukto 081318692016 wast app
BalasHapusBorobudur bukan candi Buddha mau bukto 081318692016 wast app
BalasHapus