Ketua Saha Therapada Indonesia, Bikhu Subha Panyo Mahatera Sanghanayaka, menjelaskan pada perayaan Aslaha ke III ini ada dua rangkaian inti kegiatan, yakni Tipitaka Chanting, dan puja bhakti agung perayaan Asadha. Makna Tipitaka Chanting sendiri adalah mengulang kembali khotbah-khotbah Guru Agung Budha, membaca apa-apa yang dimuat di Tipitaka.
"Tipika harus terus dibaca, dikaji, dan dipahami sebagai landasan praktik dalam kehidupan se hari-hari, oleh umat Budha. Selain itu juga sebagai peringatan khotbah Guru Agung Buddha Gotama, untuk mengajak umat Buddha agar senang membaca, tentang ajaranNya," katanya.
Dia menyebutkan bahwa Tipitaka adalah kitab suci yang dulunya berupa tuturan lesan, baru pada abad keenam ditulis menjadi buku.
“Pembacaan Tipitaka perlu diulang-ulang agar paham, sekaligus melestarikan isi tulisan yang terkandung di dalamnya. "jelas Bikhu Subha Panyo.
Subha Panyo juga menegaskan peringatan ini merupakan yang ke III kalinya dan mengapa selalu diselenggarakan di Candi Borobudur, karena Candi Borobudur merukan Candi terbesar pendinggalan Budha. Dia juga berharap kegiatan Tipitaka Chanting ini bisa membangkitkan semangat serta bisa memperkokoh umat Buddha diseluruh indonesia.
“Sebagai puncak perayaan adalah pembacaan parita suci dan mendengarkan khotbah, yang dilanjutkan dengan perayaan Asalha Mahapuja di Candi Borobudur Sabtu (8/7) lusa," ujarnya. (Kb.M1)
Tidak ada komentar: