Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» » Banser Penjaga NKRI itu meninggal tepat di Hari Raya Idhul Adha

Muhammad Asrofudin Budianto atau lebih dikenal dengan nama Mbah Wongso, mantan Kasatkornas Banser Tahun 1993, tepat pada saat hari raya Iedul Adha dipanggil sang Khalik. 31 Agustus 2017 pukul 21.45 di rumah duka Dusun Ngasem, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.





Mbah wongso menjadi dansatkornas mulai tahun 1993 - 2001. M Iqbal assegaf terpilih menjadi ketum PP GP Ansor dalam konggres di palembang, lalu menunjuk mbah wongso sebagai dansatkornas. Pada Tahun 1999 iqbal meninggal lalu diganti Saifullah Yusuf,  namun mbah wongso masih tetap menjadi dansatkornas sampai Gus Dur lengser sebagai presiden lalu mbah wongso pulang kampung dan jabatan dansat digantikan Tatang Hidayat yang sebelumnya menjadi kepala staf demikian keterangan sahabat mbah Wongso Ahmad Majidun.

Pada itulah periode pengabdian mbah wongso sebagai dansetkornas Banser, Sebetulnya ketika tahun 1999 ketika iqbal meninggal Mbah Wongso mengundurkan diri, tetapi dicegah oleh Gus Dur. Maka mbah wongso tetap jadi dansat sampai 2001 ketika gus dur dilengserkan dan keluar dari istana kepresidenan.

Dikutip dari rakyat merdeka peran mbah wongso waktu Reformasi tidak bisa diabaikan begitu saja, berikut kami lampirkan kembali wawancara mbah wongso dengan Harian Rakyat Merdeka.



Mengenang Mbah Wongso KaSatkornas Banser Zaman Gus Dur
Rakyat Merdeka, 30 September 1999
Untuk Hadapi Provokator
Oleh: M Asrofudin Budianto
Apa yang melatarbelakangi Banser turut mengamankan gedung MPR/DPR
dan SU MPR?
Mengacu pada situasi politik akhir-akhir ini, kami melihat
ada upaya-upaya dari kelompok mau pun individu yang ingin
mengagalkan Sidang Umum (SU) MPR. Misalnya melalui pendudukan
gedung MPR/DPR.
Mengapa tidak mempercayakan kepada TNI dan Polri saja?
Pada dasarnya kami percaya pada pihak keamanan. Tapi
mengambil inisiatif sendiri. Dan tidak ada yang menyerahkan tugas
pengamanan kepada kami.
Sebagai warga negara, kami turut bertanggungjawab mengamankan SU.
SU sendiri menurut pemahaman kami merupakan kebutuhan bangsa agar
tetap eksis.
Jadi tidak ada yang menyuruh kami berhadapan dengan masyarakat
atau mahasiswa. Yang mendorong kami adalah hati nurani kami
sendiri dan kami siap berhadapan dengan siapa pun termasuk
mahasiswa yang ingin mengagalkan SU.
Atas instruksi Gus Dur?
Gus Dur itu kan Ketua Umum PBNU, pemikiran dan kepentingan
beliau merupakan kepentingan bangsa. Jadi bukan kepentingan
kelompok, apalagi Banser. Nahdlatul Ulama ikut melahirkan bangsa
ini dan kewajiban kita (warga NU) untuk menjaganya.
Bukankah ini mengundang terjadi konflik antar sipil?
Kami punya cara tersendiri untuk membedakan antara yang
benar-benar ingin menyampaikan aspirasi dengan provokator. Dan
kami tidak pernah akan melawan mahasiswa, yang kami lawan ialah
orang-orang yang ingin mengagalkan SU.
Kapan pasukan Anda akan turun ke lapangan?
Sudah lama kami mengamankan Jakarta, tetapi apakah penjagaan
itu harus terlihat secara fisik? Kan tidak. Jangan salah lho, kami
sering melakukan dialog-dialog dengan mahasiswa dan menurut kami
itu juga bagian dari penjagaan.
Setiap saat ada demo, jam berapa, kami tahu dan kami siap setiap
saat. Kami bukan kelompok musiman dalam mengamankan bangsa ini,
kami ini sudah teruji dari dulu.
Tapi diback-up oleh militer seperti Pamswakarsa di SI MPR?
Yang selama ini Anda lihat bagaimana? Apa bisa Banser itu
dibeli, dijadikan alat? Jangan samakan kami seperti Pamswakarsa,
Banser tidak bisa dikomando oleh siapapun. Komando Banser hanya
ada pada Gus Dur, itupun selama ia menjabat ketua umum. Jika tidak
menjabat lagi, dia tidak punya hak.
Misalnya pasukan Anda berhadapan dengan situasi yang mengarah pada
bentrok dengan demonstran, apa langkah Anda?
Pertama-tama kami berusaha menghindari bentrok itu. Jika
mahasiswa dan massa ingin menyampaikan aspirasi mereka, ya
silakan, tapi jangan coba-coba untuk menduduki gedung MPR/DPR.
Jika mereka memaksa juga, Banser siap mengusir mereka.
Bagaimana sih Banser melihat gerakan mahasiswa?
Ada yang baik dan ada yang buruk. Baik, jika mereka
menggunakan nalar dan selama itu dilakukan dengan cara yang baik.
Tetapi bagi yang demo karena ada proyek-proyek tertentu, apalagi
anarkis, itu namanya tidak waras.
Dan Banser tidak harus membuktikan mereka dibayar atau tidak, yang
bisa membuktikan ya mereka sendiri.
Kalau mahasiswa keras dalam memegang prinsip, itu bagus. Tapi
kalau kerasnya anarkis, bahaya itu. Kita harus berfikir secara
kebangsaan.
Pertanyaannya, apakah demo yang dilakukan mahasiswa akhir-akhir
ini ke arah itu? Walaupun mereka mengklaim menjadi pahlawan
bangsa, itu perlu kita cermati.
Banser sendiri siap mendampingi dan memberi perlindungan terhadap
mahasiswa yang berdemo di jalan. Tapi dengan cara dan tujuan yang
baik.
Apakah nanti Banser dipersenjatai?
Tidak. Karena senjata Banser itu hanya hatinya. Dan Banser
sendiri tidak ingin ada pertumpuhan darah. Bagi kami siappun
pemimpin negara ini, tidak masalah.
Personel Anda berapa yang disiapkan untuk mengamankan SU MPR?
Kalau untuk pengamanan SU, seluruh anggota Banser di
Indonesia wajib hukumnya. Menurut data terakhir ada 600 ribu
personel. Jabotabek sendiri hanya 60 ribu.
Sedangkan yang disiapkan dalam pengamanan SU nanti berjumlah 100
ribu personel. Dan ini kita tempatkan di sentra-sentra ekonomi
serta titik-titik rawan kerusuhan, tapi ini disesuaikan dengan
kondisi nanti. (EZA)

About KabarMagelang

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply