KOTA, kabarMagelang.com__Kasus demam berdarah (DB) hampir
menjadi masalah di daerah. Kota Magelang, meski bukan termasuk daerah kejadian
luar biasa (KLB) DB, namun penyakit yang disebarkan melalui nyamuk itu tetap
harus diwaspadai.
"Saya harap organisasi perangkat
daerah (OPD) langsung tanggap mengantisipasi kejadian ini. Selalu jaga
kebersihan. Terutama masalah genangan air, kita harus peka " kata Walikota
Magelang Sigit Widyonindito di sela Pengarahan kepada Kepala OPD dan Direktur
BUMD di Aula Adipura Kencana, Senin (11/2).
Sigit menjelaskan jika dirinya merasa
bangga kepada para kader motivator Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Kota
Magelang. Menurutnya, para kader motivator siap untuk memerangi nyamuk dan
menjaga kebersihan dan kesehatan masyarakat di Kota Sejuta Bunga ini.
"Saya benar-benar bangga kepada
para kader motivator ini. Kader motivator harus mampu menggerakkan warga. Dalam
waktu dekat kita juga berencana menggelar kerja bakti, semua stake holder
terlibat, dalam rangka mengurangi potensi nyamuk berbahaya ini," ujarnya.
Menurut Sigit, pola hidup bersih dan
sehat, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan semua
elemen. Dia berharap adanya kerja bakti ini akan memupuk sikap menjaga
lingkungan di benak masyarakat.
"Potensi sarang nyamuk sebenarnya
ada. Apalagi Kota Magelang dilewati sungai teknis irigasi, Kali Manggis dan
Kali Bening. Karena itu, pemerintah punya program untuk senantiasa menjaga
kebersihan sungai," katanya.
Sigit juga meminta Dinas Kesehatan untuk
proaktif dalam mengantisipasi serangan DB. Bahkan, jika perlu ia meminta Dinkes
untuk meningkatkan frekuensi pencegahan dan fogging (pengasapan) jika
diperlukan.
"Pencegahan harus diutamakan,
terutama kesadaran masyarakat akan hidup bersih. Jika memang sudah ada kasus
langsung tangani dengan baik, tidak harus menunggu lama-lama," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Magelang,
Windarti Agustina menambahkan, peran juru pemantau jentik (jumantik) sangat
krusial dalam keikutsertaan mereka memerangi DB. Dia meminta agar dari tataran
RT, RW, Lurah, Camat, organisasi masyarakat, hingga PKK bisa berkolaborasi
untuk memaksimalkan para jumantik.
"Kalau dulu hanya beberapa rumah,
tingkat RW satu jumantik, mulai sekarang satu rumah minimal satu jumantik. Ini
membuktikan keseriusan pemerintah untuk mencegah terjadinya DB,"
ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota
Magelang, Fatma Murtiningsih menjelaskan bahwa hampir tiap hari pihaknya
melaksanakan fogging ke beberapa tempat. Bahkan, Senin (11/2) tiga titik
dilakukan pengasapan karena di daerah itu terdapat orang yang terserang
penyakit demam lebih dari dua orang.
"Mekanisme pengasapan ini menjadi
jalan terakhir, apabila ada kasus DB minimal satu orang, atau ada orang demam
lebih dari dua. Begitu diminta kita langsung terjunkan tim," papar dia.
Meski demikian, ia mengimbau agar
masyarakat menjaga kebersihan dan rutin melakukan 3M (menguras, menutup,
mengubur). Selain itu juga melaksanakan apa yang diinstruksikan jumantik.
"Menjaga lingkungan dan 3M ini
lebih efektif karena kalau pengasapan yang terbunuh itu hanya nyamuk dewasa,
sedangkanya jentiknya tidak mati. Cara untuk membasminya dengan meningkatkan
pola hidup bersih dan menjaga lingkungan," katanya. (Kb.M2)
Tidak ada komentar: