SRUMBUNG, kabarMagelang.com__ Team Riset dari Universitas
Diponegoro Semarang yang tergabung dalam "SIBAD UNDIP Group Research
for Prosthetic dan Orthotic" merespon informasi dari Babinsa, terkait Ubaidilah
Al Ghazali, bocah berumur 3,5 tahun, Penderita Deformity Foot jenis
Club Foot sejak lahir dari Dusun Dermo, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Magelang. Setelah
melakukan scanning terhadap Ghazali, team ini akan mengupayakan sebuah
rangkaian proses riset desain - manufaktur sepatu AFO dan KTBL / KTAL sampai
tahap pengujian ke pasien.
Pilot project team SIBAD UNDIP
Research Group for Prosthetic and Orthotic Dr. Paulus Wisnu A, S.T, M.T, mengatakan
bahwa kasus yang dialami oleh Ubaidilah merupakan salah satu kasus yang cukup
unik, karena salah satu kakinya memiliki telapak kaki beserta jari kaki tdk
sempurna/normal sehingga mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.
“Selain itu juga menjadi keluhan bagi
orang tua dalam memenuhi kebutuhan jenis sepatu yang selalu berubah - ubah
sesuai pertambahan usianya,” ungkapnya usai melakukan scanning di Magelang
baru-baru ini.
Dia menerangkan bahwa kasus ini masuk
dalam kategori kelainan bentuk kaki (deformity foot) sejak lahir sehingga
dibutuhkan sebuah sepatu AFO yang cocok.
“Untuk anak tersebut tidak akan
dibuatkan kaki palsu,” ujar Paulus..
Saat ini Team baru melakukan proses scanning
dengan tujuan untuk membentuk pola kaki pasien dengan geometri yang sesuai
dengan bentuk dan ukuran kaki Ubaidilah Al Ghazali sehingga nantinya sepatu AFO
yang dihasilkan seperti bentuk sepatu pada umumnya namun dengan bentuk bagian
dalam sepatu sesuai bentuk kaki pasien.
“Selain itu juga akan dilakukan
metode pembentukan kaki pasien dengan metode lainnya yakni metode foam box 3D
replica dan metode pemotretan manual scanning. Dua metode ini juga dilakukan untuk
mendapatkan geometri ukuran kaki pasien yang benar benar tepat, presis serta
akurat,” jelasnya.
Paulus menambahkan, proses scaning,
foto dan foambox membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Saat proses scan,
diharapkan obyek tetap diam sehingga proses scaning bisa berjalan dengan baik
dan hasil yang sempurna.
“Proses yang dilakukan pada Ubaidilah
membutuhkan waktu yang cukup lama, hal itu dikarenakan ia sangat aktif dan
selalu gerak,” kata Paulus.
Salah satu anggota Kodim 07/05
Magelang, yang tergabung sebagai relawan dalam team "SIBAD UNDIP Group
Research for Prosthetic dan Orthotic" Serma Sakimun, berharap agar kasus Ubaidilah
Al Ghazali ini segera teratasi.
“Kita berharap dalam waktu tidak
sampai 4 bulan Ubaidilah, akan mendapatkan sepatu AFO yang cocok secara gratis,”
harapnya.
Diketahui Ubaidilah Al Ghazali,
adalah putra dari pasangan Agus Parwoto dan Novi Azarel mengalami kelainan pada
kaki kanan sejak lahir Bagian kaki kanannya sejak lahir tidak mengalami
pertumbuhan normal sehingga kaki yang terbentuk sampai dengan saat ini tidak
sempurna sehingga tidak bisa berjalan dengan sempurna dan sangat mengganggu dalam
beraktivitas sehari-hari layaknya anak-anak lainnya.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: