KOTA, kabarMagelang.com__Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang
kembali menyelenggarakan seleksi Riset Unggulan Daerah (RUD) 2019. Kegiatan RUD
merupakan kegiatan rutin yang dimulai sejak tahun 2010 untuk mewadahi para
peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
penerapan teknologi daerah.
Kepala Balitbang Kota Magelang, Arif Barata Sakti, mengatakan kegiatan RUD terbuka bagi peneliti baik individu maupun kelompok untuk melakukan penelitian dan meningkatkan kemampuan sumber daya ilmiah masyarakat.
"Melalui kegiatan ini, kita juga mendorong partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah pembangunan daerah yang sangat mendesak. Serta membangun jaringan kerjasama antara peneliti dengan pemerintah daerah," terang Arif, Jumat (24/5).
Hasil-hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya akan menjadi bahan acuan dan pertimbangan pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan.
"Sehingga pemerintah, dalam hal ini OPD, ketika melakukan langkah ada pedoman yang bisa dipertanggungjawaban secara akademis," imbuh Arif.
Dia mencontohkan karya RUD 2018 yang digunakan oleh Dinas Pertanian Kota Magelang untuk mengatasai monyet ekor panjang di Gunung Tidar. Fokus penelitiannya tentang populasi kepadatan/tingkah laku daya dukung habitat dan konflik dengan manusia dari Drh. Tauhid dan tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Total dana penelitian yang akan digelontorkan untuk RUD 2019 maksimal Rp 40 juta, yang akan dibagi untuk dua RUD terbaik. Hadiah tersebut berupa dana yang selanjutnya dipakai untuk membiayai proses penelitian. Arif berujar, RUD terbuka tidak hanya untuk peneliti dari Kota Magelang tapi juga luar daerah.
"Yang jadi penilaian utama diantaranya keseuaian tema, yakni tentang permasalahan Kota Magelang, syarat administrasi dan juga latar belakang peneliti," sebut Arif.
Untuk RUD 2019 ini, Balitbang menentukan dua tema/fokus penelitian, yakni tentang pengaruh aktivitas masyarakat terhadap pencemaran air tanah di Kota Magelang, terutama terhadap pencemaran Bakteri E. Coli dan Salmonela. Fokus kedua tentang pengembangan pengelolaan persampahan metod Black Soldier Fly (BSF) di Pasar Gotong Royong.
"Sejauh ini sudah ada 14 judul proposal RUD yang masuk. Semua akan diseleksi oleh tim juri dari Kemenristekdikti, Bappeda, Disperindag, Dispertan dan akademisi UGM," sebutnya.
Adapun jadwal pelaksanaan telah dimulai dari kegiatan sosialisasi 18 Maret 2019, seleksi proposal 10 Mei 2019, pengumuman calon pemenang 24 Mei 2019, penetapan pemenang 28 Mei 2019, pelaksanaan penelitian dari 3 Juni - Agustus 2019 sampai proses pencairan dana 31 September 2019.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: