KABARMAGELANG.COM_Enam desa di Borobudur mendapat
perhatian organisasi internasional Unesco. Organisasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk ilmu pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya itu memberikan
upaya pendampingan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar destinasi dunia
tersebut. Dari delapan desa tersebut Unesco
mencatat ada 170 penerima manfaat, 30
persen diantaranya adalah wanita.
Project Coordinator
Unesco Jakarta Diana Setiawati menjelaskan ,di delapan desa itu, Unesco
melakukan pendampingan dalam beberapa bentuk pelatihan. Diantaranya pelatihan
pengembangan usaha, teknis pengembangan komoditas spesifik, bahasa Inggris dan
pelayanan prima, serta bantuan promosi.
“Selain itu juga peluncuran
village dan heritage tour untuk berkelanjutan promosi produk lokal dampingan,”
ujarnya.
Dia juga menjelaskan
bahwa, program ini merupakan tour edukasi yang mengkombinasikan kunjungan ke
candi-candi di kawasan Boroudur. Serta di desa-desa industry kreatif.
Dengan mengikuti tour
ini lanjut Diana, wisatawan bisa
berkunjung ke lokasi-lokasi industri rumah tangga beberapa produsen, seperti
produsen batik, keripik lokal disamping pengembangan
desa wisata yakni wisata sunrise, usaha
keramik glasir, usaha selai buah, serta seni tradisional.
“Semoga dengan tour
ini kesadaran masyarakat akan potensi produk lokal di kawasan Borobudur akan
lebih meningkat, sekaligus menciptakan jejaring usaha dan pemasaran yang
berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat dampingan,” Harap Diana.(zis)
Tidak ada komentar: