BOROBUDUR, KABARMAGELANG.com__Ratusan
pedagang Borobudur yang tergabung dalam Forum Pedagang Lesehan (Forples) masih
tetap bertahan tidak bersedia di relokasi. PT. TWCB juga di nilai
berlebihan dalam melibatkan pihak keamanan. Selain jumlhanya ratusan sebagian
petugas ada yang bersejata laras panjang (10/6).
Wakil ketua Forples Main mengatakan, bahwa pedagang yang tergabung dalam
Forum Pedagang Lesehan (Forples) tetap menolak untuk di relokasi, dengan alasan
tempat relokasi yang di sediakan oleh PT. Taman Wisata Candi Borobudur
(TWCB) tidak memadahi untuk berrjualan. “Semua pedagang Forples yang berjumlah
605 sepakat tetap tidak akan pindah sebelum PT.TWCB memberikan tempat yang
layak untuk berjualan di tempat sementara.”tegasnya.
“Terlalu sempit dan tidak nyaman karena hanya berukuran 2,5 x 2 meter untuk
dua pedagang, itu artinya pihak TWCB sebenarnya belum siap untuk
menyediakan tempat. ”kata Main.
Terkait sudah ditutupnya jalur keluar bagi wisatawan dan sudah di pindahkan
melalui sebelah barat menurut Main, itu hanya rekayasa agar kami bersedia di
pindah. “Untuk sementara kami tutup kios, tetapi kami pada prinsipnya lebih
nyaman berjualan di sini,”terangnya.
Sementara masalah keamanan yang masih di kerahkan oleh pihak kepolisian
Main menilai, TWCB terlalu berlebihan. Pihaknya menganggap bahwa selama ini
Forples juga sudah berpatisipasi ikut menjaga keamanan. “Dengan masih adanya
ratusan petugas dari kepolisian dan TNI serta Satpol PP kami menilai sangat
berlebihan, “tuturnya.
“Selama ini kami tidak pernah merusak bangunan apapun. Terus terang kami
sangat menyesalkan adanya pengamanan yang begitu berlebihan. Bahkan masih
ada polisi yang menggunakan senjata laras panjang di sini, itu malah membuat
para pedagang tidak nyaman,”ungkap Main.
Sebelumnya Kapolres Magelang AKBP Rifki menegaskan bahwa, pengaman yang di
kerahkan sejumlah 250 personil gabungan dari Kepolisian, Brimob,dan
Satpol PP. “Tujuanya untuk menjaga keamanan dalam proses pemindahan para
pedagang yang di lakukan oleh pihak PT.Taman Wisata Cadi Borobudur (TWCB) dari
Zona I ke Zona yang sudah di sediakan,”jelasnya.
“Mengenahi ada beberapa anggota yang memakai senjata, standart
operasionalnya (SOP) memang demikian, tetapi kami masih tetap menggunakan cara
persuasif, sampai selesai proses pemindahan,”tegas Rifki.(zis)
Tidak ada komentar: