BOROBUDUR,
KABARMAGELANG.com__Rencana
pemerintah membentuk badan otoritas tentang pengelolaan Borobudur yang
disampaikan Menteri Pariwisata usai rapat terbatas dengan Presiden dan sejumlah
menteri terkait, di hotel Manohara
komplek Candi Borobudur Jumat (29/1), mendapat tanggapan positif dari kalangan tokoh
masyarakat di kawasan tersebut. Namun demikian mereka menilai tanggung jawab badan otoritas nantinya akan sangat
berat jika pemerintah tidak benar-benar serius menanganinya.
“Tugas badan otoritas nanti sangat berat,
mereka harus bisa menyatukan visi dengan lembaga – lembaga yang ada. Bandan
otoritas juga harus bisa menjadi salah satu ruang komunikasi, “kata Sucoro
Setrodiharjo koordinator Warung Info Jagat Cleguk Borobudur, (31/1).
Sucoro
menilai saat ini ada beberapa lembaga yang berafiliasi dengan pemerintah, namun
tidak ada wujud nyata dan kepedulian kepada Borobudur. “Jika memang akan
dibentuk badan otoritas, harus ada komunikasi terlebih yang baik, “tuturnya.
Dia
yang mengaku sudah belasan tahun juga sebagai pemerhati Borobudur ini menyebutkan bahwa
saat ini, banyak lembaga seniman atau pelaku kesenian, dan juga pelaku wisata
yang justru terkotak-kotak. Jika nantinya pengelola menjadi sebuah badan
otoritas, tentunya masyarakat harus bisa
seirama dengan baik.
“Kalau
kami sebagai salah satu komunitas kesenian di luar pagar Borobudur, sudah
seirama dan sudah melakukan beragam acara di dalam Borobudur. Sebagai bentuk
gerakan, salah satunya sejak 13 tahun yang
lalu kami melakukan ruwat rawat di Borobudur, ”ungkap Sucoro.
Namun
demikian pihaknya tetap menyambut baik niat pemerintah, era Presiden Jokowi untuk membentuk badan
otoritas Borobudur ini. Sebagai orang yang kerap menyuarakan kepentingan masyarakat
di luar Borobudur, dia menegaskan pembentukan ini harus dibarengi kekompakan
dari masyarakat.
“Jika
nanti benar – benar masyarakat mendapat golden share, berarti sudah ada kekompakan dan komunikasi, ”ucap Sucoro.
Dia
menambahkan ada tiga kepentingan terkait
dengan Candi Borobudur yang harus diakomodasi secara baik, yakni Borobudur
sebagai candi Buddha yang bisa memberi peluang bagi aktivitas umat Buddha, dan sebagai
warisan budaya dunia, tentu menjadi daya tarik wisata internasional, serta menjaga
kelestarian dan pemanfaatan Candi Borobudur, harus bisa mensejahterakan masyarakat sekitar.
"Ini
membutuhkan kearifan tersendiri, Sebagai pencinta seni dan budaya, kami berharap
adanya badan otoritas dapat memberikan kesejahteraan masyarakat, "harapnya.
Sementara
Bendahara Destination Management Organization (DMO) Borobudur Umar Chusaeni
menyatakan dengan adanya pembentukan badan otoritas ini akan memberikan peluang
untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini, didukung dengan adanya
fasilitas-fasilitas baru di sekitar Candi Borobudur.
“Ini
kalau nantinya betul-betul, informasi dan juga fungsi mengenai pengelolaan
Borobudur melalui satu pintu,” katanya.
Dia
mengatakan, agar Borobudur harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
berstandar internasional. Sehingga, bisa mewujudkan candi yang bertaraf
internasional. Dia berharap dengan adanya badan otoritas ini, harus diimbangi
kemudahan untuk mendirikan fasilitas pendukung bagi wisatwan.
“Sehingga
mereka menjadi lebih betah di Borobudur,” ujar Umar yang juga Ketua Komunitas
Seni Borobudur (KSBI) ini.
Diketahui
sebelumnya, masyarakat di sekitar Candi
Borobudur segera akan menikmati sharing saham pengelolaan Candi Borobudur
menjadi kawasan wisata internasional. Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan
masyarakat di sekitar Candi Borobudur akan terlibat dalam badan otoritas
Borobudur bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang, Kemendikbud
dan Kementrian BUMN. Masyarakat nantinya akan menjadi bagian dalam pengelolaan
candi peninggalan dinasti Syailendra ini.
Arief
juga menyebutkan, pembentukan badan otoritas ini akan dibentuk dalam waktu
selambat-lambatnya triwulan pertama tahun ini. Badan otoritas Borobudur nantinya akan
dikelola secara multi manajemen dan akan
dikoordinir langsung oleh Presiden melalui Kementrian Koordinator Kemaritiman.(zis)
Tidak ada komentar: