Penbimmas Budha Sutarso, menjelaskan ada dua rangkaian inti kegiatan yakni Tipitaka Chanting, dan puja bhakti agung perayaan Asadha. Makna Tipitaka Chanting sendiri adalah mengulang kembali khotbah-khotbah Guru Agung Budha, membaca apa-apa yang dimuat di Tipitaka dan sudah kedua kalinya di selenggarakan di Indonesia.
"Kegiatan ini bertujuan selain sebagai peringatan peringatan khotbah Guru Agung Buddha Gotama, juga untuk mengajak umat Buddha agar senang membaca, "katanya di sela-sela kegiatannya di Candi Borobudur Jumat (15/7).
Dia menyebutkan bahwa Tipitaka adalah kitab suci yang dulunya berupa tuturan lesan, baru pada abad keenam ditulis menjadi buku.
“Pembacaan Tipitaka perlu diulang-ulang agar paham, sekaligus melestarikan isi tulisan tersebut," terangnya.
Sutarso, juga menegaskan bahwa peringatan ini merupakan yang kedua kalinya di selenggarakan di Candi Borobudur ini. Dia berharap kegiatan Tipitaka Chanting ini bisa membangkitkan semangat serta bisa memperkokoh umat Buddha diseluruh indonesia.
“Sebagai puncak perayaan adalah prosesi arak-arakan dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur yang dilanjutkan dengan pembacaan parita dan mendengarkan khotbah. Kegiatan ditutup dengan perayaan Asadha yang rencana dihadiri oleh Gubernur jateng dan Menteri Agama," jelas Sutarso.(zis)
Tidak ada komentar: