“Sampai saat ini ada 25 rumah dijadikan home stay dengan jumlah kamar 75 berbagai variasi,” katanya.
Dia menyebutkan wisatawan yang menginap di homestay tinggal jadi satu bersama pemilik rumah, dan menjadi salah satu wisata edukasi menari dengan tarif mulai Rp 75 ribu hingga Rp 600 ribu. Sedangkan untuk sewa rumah mulai Rp 300 ribu sampai Rp 1,5 juta,” jelas Muslih.
Wisatawan yang menginap di home stay bisa berinteraksi langsung dengan kesibukan pemilik rumah, termasuk bisa mengetahui seluruh kegiatan penduduk, sehingga bisa menjadi edukasi tersendiri bagi wisatwan.
"Ini bedanya dengan menginap di hotel," ujarnya
Kadis Disporapar Jawa Tengah Urip Sihabudin menegaskan bahwa homestay di kampung home stay sangat bagus, dan sudah menjadi salah satu perhatian utama oleh Kemenpar soal wisata edukasi.
“Selain homestay perhatian lain kemenpar jugan mengembangkan wisata digitalisasi dan penerbangan. Kita berharap homestay ini nanti diserfitikasi kelayakannya melalui Lembaga Serftikasi Usaha yang mencakup CAH-STE yakni pencahayaan, ari bersih, higienis, sanitasi dan toilet,” tegasnya,” tegasnya.
Dia manyatakan bahwa untuk Kabupaten Magelang sendiri pada tahun 2017 akan menajdi penyumbang wisatawan manca terbesar di Jawa Tengah. "Dari 578 ribu kunjungan wisman di Jawa Tengah, 300 ribu-an lebih kunjungan wisman ada di Kabupaten Magelang," papar Urip.
Sementara Bupati Magelang Zaenal Arifin berharap agar homestay mampu bersinergi dengan lokasi-lokasi wisata lain yang ada di Magelang.
“Pemda selalu mendorong dan membina para pengelola home stay, serta akan membenahi beberapa infrastruktur sebagai penunjang di wialayah Borobudur," tandasnya.(Kb.M1)
Tidak ada komentar: