MUNTILAN, kabarMagelang.com__Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Magelang, melalui Pj Sekda Kabupaten Magelang, Endra Endah Wacana, dan Kabag
Humas Protokol, Purwanto, melakukan giat kunjungan di Paguyuban Batik di Desa
Gunungpring, Muntilan, Magelang, Senin (5/11). Kunjungan tersebut bertujuan
untuk mendorong peningkatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah
Kabupaten Magelang.
Pj Sekda Kabupaten Magelang, Endra Endah
Wacana, mengatakan, kualitas produk batik di paguyuban pembatik Desa
Gunungpring, tidak kalah dengan daerah lainnya.
"Untuk itu, kita akan bersama-sama ikut
mempromosikan agar lebih dikenal oleh masyarakat, dengan harapan bisa
menggerakan ekonomi kreatif pada masyarakat khususnya para usaha batik. Kita
akan coba kolaborasikan antara pengrajin batik dengan Pemda, mungkin dibidang
regulasinya atau promosinya," ungkapnya di sela –sela kunjunganya Senin
(5/11).
Endra menyebutkan, bahwa sektor
pariwisata di Kabupaten Magelang juga bisa menjadi salah satu cara untuk
mengangkat batik asli Magelang, terutama di Candi Borobudur yang tiap tahunnya
mencapau 2,8 juta pengunjung.
"Selain itu, saat ini kita juga
telah memiliki 19 Balkondes di Kabupaten Magelang, artinya bisa diperankan dan
berkolaborasi dengan para pengrajin batik di Magelang," ujar Endra.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengundang
seluruh Kepala SKPD untuk bertemu dengan para pengrajin batik di Magelang,
untuk membahas kualitas dan motif.
"Nanti kita akan bicarakan bersama,
dan apa yang diinginkan para Kepala SKPD. Setelah itu, maka akan kita buat
regulasinya," katanya.
Ketua Paguyuban pembatik di Desa
Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Hayatini Siswiningrum, mengatakan, hingga saat
ini telah terdapat 23 pembatik yang sudah tercatat secara resmi, dan ditambah
pembatik-pembatik yang baru, yang ada di Desa Gunungpring, Muntilan. Namun
demikian perkembangan perbatikan di wilayah Kabupaten Magelang masih tergolong
tertinggal dibandingkan dengan wilayah kota dan kabupaten yang lainnya.
"Di Magelang ini belum didukung oleh antusias para Kepala SKPD.
Mereka kebanyakan belum mengenakan batik asli buatan Magelang. Sedangkan untuk
di daerah lain, mereka sudah mengenakan baju batik asli buatan daerahnya
masing-masing, seperti di Kota Magelang, Purworejo, Temanggung, Kulonprogo, dan
Sleman," ungkap Hayatini.
Hayatini berharap, untuk langkah awal,
paling tidak seluruh SKPD di Kabupaten Magelang bisa mengenakan batik asli
buatan Kabupaten Magelang. Kemudian bisa dilanjutkan pada instansi-instansi
pendidikan ataupun yang lainnya, yang bertujuan untuk mengangkat citra batik
asli Kabupaten Magelang.
"Terus terang saja kami masih belum
berani menggaji tenaga kerja secara tetap. Karena masih tergantung pada pesanan
yang diterima," ungkap Hayatini.(Kb.M2)
Tidak ada komentar: