"Sertifikat disekolahkan gak apa apa, asal ingat di Bank itu pinjam dan harus mengembalikan. Harus bisa memperhitungkan bisa ngangsur atau tidak. Pinjam bank boleh dengan anggunan sertifikat tanah asal jangan beli hal hal yang tidak bisa menghasilkan, hasil untuk mengangsur, yang penting terenca," ujar orang nomor satu di negeri ini dihadapan 5 ribu warga penerima sertifikat tanah.
Jokowi menyebutkan bahwa di Jawa Tengah seharusnya ada 20 juta sertifikat yang harus ada sampai tahun 2019. Saat ini baru 12 juta sertifikat jadi.
"Jadi masih kurang 8 juta lagi," ungkapnya.
Presiden menegaskan kepada semua yang hadir betapa pentingnya sertifikat tanah. Karena adanya sertifikat akan meminimalisir sengketa dan konflik tanah.
"Konfik tanah terjadi karena tidak punya sertifikat tanah, sehingga tidak berhak tidak bisa membuktikan secara hukum tentang kepemilikan tanah," jelas Jokowi.
Sebelumnya Menteri BPN, Sofyan Djalil yang turut mendampingi Jokowi mengungkapkan bahwa di Jawa Tengah untuk sertifikat tanah ditargstkan selesai pada tahun 2025.
"Tapi bisa dikerjakan hingga tahun 2023 jika semua pihak membantu," ujarnya.
Dia menyebutkan di Kabupaten Magelang sendiri terdapat 475.000 bidang tanah belum terdaftar atau berserfitikat. Tahun ini baru di daftar 60.000.
"Target tahun 2023 selesai asal bupati magelang membantu. Sebab dengan adanya sertifikat tanah ini selesai maka perekonomian masyarakat bisa meningkat karena bisa dijadikan jaminan Bank. Dan pinjaman bank bisa dijadikan modal usaha," tambah Sofyan.
Usai menyerahkan sertifikat secara simbolis Presidan bersama rombongan, langaung meninggalkan Kabupaten Magelang, kembali ke Jakarta melalui bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo. (Kb.M2)
Tidak ada komentar: