Meski diadakan terbatas dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat, namun acara tetap berlangsung meriah. Acara ini juga dikemas secara virtual di kanal Youtube Pemkot Magelang sehingga masyarakat yang tidak hadir bisa menikmati pertunjukan tersebut.
Pementasan wayang menghadirkan dalang kondang yang merupakan putra asli Magelang, yakni Ki Adi Sulistiyo, guru honorer SMP Negeri 2 Magelang, dan Ki Radyo Harsono dari Muntilan, Kabupaten Magelang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Agus Sujito mengatakan lakon yang diangkat yaitu ”Pandawa Syukur”. Cerita fiksi ini menggambarkan kisah penaklukan dan pemenjaraan 97 raja oleh Prabu Jarasanda, Kerajaan Giribaja, yang akan menjadikan 100 orang raja sebagai tumbal.
Namun, baru 97 raja yang berhasil dipenjarakan. Menyisakan tiga raja lagi yaitu Puntadewa raja Amarta, Kresna raja Dwarawati, dan Baladewa raja Madura. Para Pandawa dan dua kerajaan lainnya memutuskan untuk membebaskan raja-raja yang menjadi tawanan Prabu Jarasanda.
Setelah melalui pertempuran sengit, Prabu Jarasanda pun berhasil ditaklukkan. Ke-97 raja yang dijadikan tawanan dibebaskan, sehingga mereka bergabung mengikuti Sesaji Raja Suya sebagai wujud syukur Pandawa yang telah berhasil mendirikan negara Amarta.
Agus menuturkan, selain untuk memeriahkan rangkaian Hari Jadi ke-1.115 Kota Magelang, wayangan ini juga bertujuan untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan. Tidak hanya itu, pagelaran budaya diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai luhur, sehingga membangkitkan potensi dan minat untuk mengenalkan serta menyukai wayang kulit kepada masyarakat khususnya generasi muda.
Dia menjelaskan, pementasan wayang dalam rangka memperingati Hari Jadi ini memang tidak akan dilaksanakan semalam suntuk. Efektif hanya berlangsung selama lima jam dari mulai jam 20.00 WIB sampai sekitar jam 01.00 WIB dini hari.
”Kita memang batasi, karena masih dalam masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan pun dengan protokol kesehatan ketat, utamanya yang hadir di lokasi acara di Gedung Wanita. Kita tetap melaksanakan pentas wayang kulit ini, karena memang sudah tradisi setiap kali momen Hari Jadi,” imbuh Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Magelang, Sugeng Priadi.
Sementara itu, Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz mengatakan, kebudayaan dan kesenian selaras dengan program-programnya di Pemkot Magelang, yaitu memajukan sektor pariwisata dan kesehatan.
”Seni dan pariwisata itu sangat lekat. Kalau seni diperhatikan maka orang-orang akan ramai datang ke sini semua. Kita juga harus mengenalkan budaya tradisional seperti ini kepada anak-anak, sehingga ketika dewasa nanti mereka bisa mencintai budayanya,” ujarnya.
Ia merasa prihatin karena anak-anak zaman sekarang justru dominasi bermain gawai. Sudah sangat jarang, pelajar misalnya, yang menggandrungi budaya-budaya lokal.
”Padahal kita punya potensi besar untuk mengembangkannya. Kota Magelang termasuk kota tua, sudah 1.115 tahun, otomatis peradaban dan budayanya sudah sangat tinggi. Karena alasan ini juga, kita membangun rumah budaya yang nanti bisa dijadikan ajang diskusi para seniman dan budayawan Kota Magelang,” tandasnya. (Kbm2).
Tidak ada komentar: