Header ads

Header ads
Kembangkan Bisnis Kamu dengan Iklan di Kabar Magelang
» »Unlabelled » Akademi Digital Lansia, Upaya Mafindo Lawan Penipuan Digital dan Hoaks





Peserta Akademi Digital Lansia tahun 2023 yang diselenggarakan MAFINDO Magelang Raya bekerja sama dengan PAC Muslimat NU Kecamatan Salam bertempat di Gedung MWC NU Kecamatan Salam

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyelenggarakan program tular nalar yang menyasar komunitas lanjut usia (lansia) melalui Akademi Digital Lansia. Program itu ditujukan untuk mengurangi jumlah lansia yang menjadi korban hoaks dan penipuan digital.


PIC Akademi Digital Lansia MAFINDO Magelang Raya, Diah Arifika, mengatakan orang-orang usia lanjut merupakan kelompok rentan pengguna media digital yang dapat menjadi korban sekaligus pelaku penyebaran. Program tular nalar yang secara khusus ditawarkan Akademi Digital Lansia, bertujuan untuk membekali lansia agar cakap digital sehingga mampu menyaring informasi yang diperoleh, tidak mudah tertipu, dan mampu mengamankan data pribadi dengan baik.

“Pertama, lansia berdasarkan hasil penelitian adalah pihak yang paling rentan ketika mereka menggunakan media sosial. Ketika mereka berselancar di dunia digital, mereka pihak yang mudah percaya, belum bisa memilah mana informasi yang benar dan salah, termasuk belum juga mengetahui cara penyimpanan password dan lain sebagainya," paparnya.

Penelitian Mafindo bersama UNICEF yang dilakukan pada 2020 menunjukkan bahwa faktor usia dan pendidikan berpengaruh kuat pada kepercayaan pada hoaks. Para lansia, kata Diah Arifika, sering memiliki akses terbatas pada informasi yang benar, karena ketidakterampilan mereka dalam menggunakan gawai komunikasi.

“Mereka mudah sekali percaya, menganggap semua informasi yang didapat dalam media sosial itu benar adanya. Berbagi informasi diyakini juga seperti berbagi kebaikan. Masalahnya informasi sudah terlanjur dibagikan ke keluarga, tetapi ternyata itu adalah informasi yang tidak benar," ujarnya.

Sebagai digital immigrant, lansia lahir dalam situasi di mana media digital belum ada. Kemudian, mereka harus ramai-ramai pindah ke dunia yang sepenuhnya digital. Kebiasaan maupun budayanya, jelas sangat berbeda. Perhatian terhadap permasalahan warga lansia dalam penggunaan media digital sangat rendah. Program peningkatan kapasitas literasi digital sebagian besar tercurah pada kaum muda, kalangan profesional, atau kelompok produktif lainnya. Warga lansia kerap menjadi target terakhir dalam gerakan literasi digital, baik di level lokal maupun nasional.  


Dalam keadaan dilematis seperti ini, warga lansia akhirnya kerap menjadi sasaran penyalahgunaan perangkat digital. Hambatan interpersonal, struktural dan fungsional menjadikan warga lansia rentan terhadap ekses negatif dunia digital. Mereka gagal melindungi perangkat, data pribadi, dan privasi karena memang tidak memiliki kemampuan dan tidak ada pendampingan atau menjangkau mereka untuk meningkatkan kapasitasnya. Ancaman penipuan, hoaks, dan hasutan kebencian juga ada di hadapan mereka. Sehingga kita membutuhkan program pemberdayaan lansia di dunia digital yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. 


Santi Indra Astuti, Manager Program Tular Nalar Mafindo, menambahkan bahwa pembekalan terhadap lansia bertujuan menjadikan mereka mampu berpikir kritis, tidak mudah tertipu, dan tidak menjadi bagian dari upaya menyebar ujaran kebencian dan kabar bohong. Kemampuan literasi digital ini, ujar Santi, tidak cukup hanya dari kemampuan untuk menghindari ancaman di dunia digital, namun lebih pada kecakapan menggunakan gawai serta melindungi data pribadi.

Pengurus PAC Muslimat NU Kecamatan Salam, Fasichatul Laila, mengatakan program tular nalar, khususnya melalui Akademi Digital Lansia yang dibuat oleh Mafindo, sangat dibutuhkan warga lansia. Pelatihan ini diikuti 50 peserta terdiri dari Pengurus Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Salam dan Pengurus Ranting Muslimat NU se Kecamatan Salam.

“Saya rasa, pelatihan ini untuk menjaga keamanan warga kita sendiri dari berita hoaks dan penipuan-penipuan. Beberapa hari lalu marak sekali berita hoaks tentang penculikan anak. Hal itu sampai membuat geger pihak sekolah dan orang tua murid. Jadi alhamdulillah di sini ada kegiatan ini, bisa tahu sendiri bagaimana cara mengecek kebenaran sebuah berita. Kami juga semakin paham tidak semua berita yang dibagikan di media sosial itu pasti benar, banyak yang ternyata manipulatif," kata Fasichatul Laila 

Kemampuan menggunakan gawai secara benar, diakui Anik, salah satu peserta, sebagai salah satu syarat warga terhindar dari sebaran hoax dan penipuan digital. Warga Desa Jumoyo, Kecamatan Salam ini telah mendapat banyak pengetahuan mengenai cakap digital dari program tular nalar. Anik mengaku mempraktikkan cara agar terhindar dari hoaks maupun penipuan digital, yakni dengan melakukan pemeriksaan fakta dan bertanya kepada orang lain terlebih dahulu ketika menerima informasi dari perangkat digitalnya.

“Kalau saya pribadi, waspada itu penting. Dulu pernah dapat sms dari yang mengaku Rafi Ahmad. Ya saya langsung curiga, apa mungkin Raffi kenal orang seperti saya. Dan tiba-tiba baik sekali mau bagi-bagi uang. Kalau sudah diluar kewajaran, saya abaikan saja sms seperti ini. Biasanya orang lansia itu, kalau dapat uang atau hadiah, langsung percaya. Kalau saya itu tidak mudah percaya, mesti dicek dulu," jelasnya.

Diah Arifika, M.Sc (Relawan MAFINDO Magelang Raya)

About KabarMagelang

Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply