kabarMagelang.com__Perakilan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Tengah bekerjasama dengan UNICEF menggelar peningkatan kapasitas kader melalui Orientasi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) untuk kader PAC Fatayat NU Se-Kabupaten Magelang, di Gedung NU Kabupaten Magelang, Senin (31/7/2023). Kegiatan dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran Kader PMBA Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Magelang“ ini, bertujuan untuk membekali pengurus bidang Kesehatan di 21 PC Fatayat NU Kabupaten Magelang, guna mendukung pemenuhan gizi pada seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) sebagai upaya pencegahan stunting.
Manager
Program PW NU Jawa Tengah Umi Hani, yang hadir pada kesempatan tersebut mengatakan,
PW Fatayat NU Jawa Tengah pada tahun 2024
– 2024 memiliki dua program unggulan yakni isu kekerasan perempuan dan anak, dan
stuntang.
“Stunting
ini kami mempunyai program sambung simbok sambang bocah. Jadi kader Fatayat itu
sampai tingkat ranting di Jawa Tengah ikut memonitoring ibu hamil, dan balita. Kalau
sambaing bocah itu kaitanya dengan ASI Ekslusif, serta PMBA. Sehingga
diharapkan anak-anak di Jawa Tengah ini PMBA-nya, betul-betul optimal,”
ungkapnya.
Dia
menegaskan bahwa di Kabupaten Magelang telah menjadi salah satu lokus kerjasama
antara Fatayat dan UNICEF serta Tanoto Fuondation, dalam hal pencegahan
stunting di Jawa Tengah.
“Jadi
paket itu ada kerjasama Namanya komunikasi perubahan periklaku dan sosial untuk
pencehagan stunting di Jawa Tengah,” jelas Umi.
Selain itu
di Kabupaten Magelang juga dinilai Fatayat dan para kader memiliki solidaritas
yang tinggi dengan program unggulanya yakni “Tilik Simbok”. Hal ini dapat
menguatkan progrsm-program kerja untuk mecegah stunting di Kabupaten Magelang.
“Apalagi
di Kabupaten Magelang ini masuk dalam 10 besar daerah yang stuntingnya tinggi. Jadi
harapan besarnya kalau Jawa Tengah prevalemsi 2024 turun 14 persen, maka di
Kabupaten Magelang harus lebih unggul dari Jawa Tengah, karena telah memiliki tilik
simbok, sehingga tahun 2024 nanti angka stunting harus turun dratis hingga nol
persen,” ujarnya.
Ketua PAC Fatayat NU Kabupaten Magelang Evi Hikmah Nurchayati,
menyampaikan apresiasi dan menilai positif terhadap kegiatan ini, dan sangat
luar biasa program dari PW Fatayat NU Jawa Tengah yang kaitanya dengan stunting
dan program bersama.
“Kalau di Kabupaten Magelang ini ada program tilik simbok,
dan 1000 HPK, serta pencegahan stunting dan akan ngelink berkolaborasi serta
sinergi dengan sambung simbok sambang bocah miliknya PW Fatayat NU Jawa Tengah,”
jelasnya.
Dengan
kegiatan ini di harpakan kader-kader PAC Fatayat NU Kabupaten Magelang ada
penguatan dan menambah mereka untuk semangat mendampingi para ibu hamil,
sehingga benar-benar akan menurunkan angka stunting di Kabupaten Magelang.
“Di
Kabupaten Magelang ini ada 21 Kecamatan dan masih ada 101 ibu hamil yang kami damping,
dan ini sudah tahun ke dua. Isnya Allah nanti selesai sesuai target,” pungkas
Evi.
Diketahui Hasil
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan, angka prevalensi stunting
mengalami penurunan dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen. Di Jawa Tengah, angka
prevalemsi stunting tidak mengalami penurunan bermakna di angka 20.8%. Angka
tersebut masih cukup tinggi dan belum sesuai dengan target penuruan yang
diharapkan.
Terdapat
beberapa wilayah yang masih tinggi prevalensi stuntingnya. Diantaranya;
Tertinggi Brebes 29,1%. 10 kota berikutnya juga mengalami kenaikan angka
stunting. Mulai dari Temanggung 28,9 %, Magelang 28,2 %, Purbalingga 26,8 %. Lalu
Blora 25,8 %, Sragen 24,3 %, Rembang 24,3 %, Pekalongan 23,5 %, Batang 23,5 %,
Kota Pekalongan 23,1 %, dan Pati 23 %. Kejadian stunting di Jawa Tengah juga
didukung dengan data cakupan ASI Eksklusif yang mengalami penurunan dari 68,2%
pada tahun 2019 menjadi 61% pada tahun 2020.
Masalah
gizi tersebut diperparah dengan belum optimalnya praktik konsumsi TTD,
pemberian makan untuk ibu hamil dan ibu menyusui, Inisiasi Menyusu Dini,
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ASI minimal sampai anak usia 2 tahun.
(kmgl/az).
Tidak ada komentar: